Pesta Intan, Merayakan Kesetiaan

0
286 views
Mgr. Blasius Pujaraharja.

Puncta 14.08.22
HR. St. Maria Diangkat ke Sorga
Lukas 1: 39-56

MINGGU ini saya menghadiri dua peristiwa monumental yakni perayaan pesta intan (60 tahun) imamat dan perkawinan.

Hari Senin 8 Agustus 2022, para romo Unio KAS bersyukur bersama dengan Uskup Emeritus Keuskupan Ketapang Mgr. Blasius Pujaraharja yang merayakan pesta intan imamat.

Hari Jum’at 12 Agustus 2022, saya juga ikut merayakan pesta intan perkawinan Bapak Ign. Mubiyanto dan Ibu FA Kartini di Gereja Minomartani.

Sangat jarang dan langka, tetapi sungguh nyata seorang imam dan pasutri yang mampu bertahan dalam kesetiaan menjaga janjinya kepada Tuhan dan pasangan.

Kita sangat bersyukur dan bangga punya teladan kesetiaan dalam menanggapi panggilan Tuhan, entah sebagai imam maupun sebagai suami isteri.

Kata kunci dalam perayaan itu adalah kesetiaan.

Mgr. Puja setia dalam menjalani imamatnya. Pasutri Mubi dan Kartini setia dalam mengarungi bahtera perkawinan.

Hari ini, Gereja merayakan Hari Raya St. Maria diangkat ke surga. Maria dimuliakan jiwa raganya, karena Maria adalah Bunda Kristus yang setia sampai akhir hayatnya.

Kesetiaan Maria itu juga menggambarkan kesetiaan Allah dalam karya penyelamatan bagi semua bangsa.

Kesetiaan Maria bersinergi dengan kesetiaan Allah. Maria meyakini bahwa Allah adalah setia dari awal sampai akhir.

Kesetiaan Allah itu dikumandangkan Maria dalam kidungannya; “Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Dalam bacaan pertama dikisahkan seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan bermahkotakan dua belas bintang berperang melawan naga merah padam yang besar.

Perempuan itu melahirkan Anaknya yang akan memerintah segala bangsa sampai selama-lamanya.

Kesetiaan Allah itu juga dinyatakan dalam karya penyelamatan-Nya.

Maut datang karena satu orang manusia, yakni Adam. Begitu pula Allah menyelamatkan bangsa manusia melalui persekutuan dengan Kristus, Sang Anak Manusia.

Kesetiaan Allah yang terus berlangsung dari zaman ke zaman ditanggapi dengan kesetiaan Maria yang menjawab panggilan-Nya sebagai hamba.

“Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.”

Maria menjadi idola atau gambaran tentang kesetiaan yang menghasilkan keselamatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi seluruh umat manusia.

Maria dimuliakan di surga karena setia. Kita boleh meniru jejaknya untuk tetap setia pada panggilan-Nya.

Kita bisa mengandalkan Maria dalam doa-doa kita, agar diberi kesetiaan menapaki jalan Tuhan, seberat dan sesulit apa pun, Allah akan tetap setia.

Mari kita juga terus tekun dan setia kepada-Nya.

Bunda Maria, doakanlah dan bimbinglah langkah perjalanan kami.

Pagi-pagi bersepeda gembira,
Di hari paroki berpesta nama.
Belajar setia bersama Bunda Maria,
Kita akan mencapai hidup bahagia.

Cawas, selamat Pesta Pelindung Paroki…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here