Politikus Vs. Negarawan

0
846 views
calon presiden dari Partai Demokrat: Bernie Sanders vs Hillary R. Clinton (Courtesy of Business Insider)

PERTARUNGAN calon presiden di Amerika Serikat telah memasuki babak menentukan dengan terseleksinya masing-masing calon yang mewakili Partai Republik yaitu Donald Trump dan Hillary Clinton yang mewakili Partai Demokrat.

Walaupun konvensi Partai Demokrat belum usai sampai Juli nanti, kedudukan Hillary Clinton tidak akan mampu tergoyahkan oleh saingan terdekatnya Bernie Sanders. Bernie yang gigih berhasil menapak pelan tapi pasti menggeser pesaing-pesaing Hillary yang lain sampai akhirnya tinggal mereka berdua yang memperebutkan hati para Demokrat.

Tapi data telah berbicara. Hasil Konvensi Demokrat di California mengukuhkan keunggulan Hillary yang tidak akan terkejar oleh Sanders, sekalipun bahkan dia berhasil memenangkan konvensi-konvensi yang lain sampai Juli. Tinta sejarah resmi mencatat kemunculan wanita sebagai calon presiden pertama di Amerika Serikat, yang tampaknya berpotensi besar menjadi POTUS (President of United States) wanita pertama di negara adidaya itu. Fakta yang agak menggelikan untuk negara yang disebut sumber demokrasi modern, baru sekarang muncul seorang wanita yang bisa menembus dominasi kaum adam di dunia politik.

Tapi bukan soal itu yang pertama menarik perhatian saya,  ketika membaca kabar tersebut. Selain berita tentang kehebatan Associated Press (AP) yaitu kantor berita di Amerika Serikat yang dengan jitu memprediksikan kemenangan Trump dan Hillary sebagai calon Republik dan Demokrat, ada hal lain yang mengusik yaitu Bernie yang ngeyel tidak mau mengaku kalah.

Bernie menumpahkan kemarahannya terhadap AP dengan berita yang ‘kepagian’ tentang kemenangan Hillary, berita yang dirilis berdasarkan riset polling kepada para representatif yang memiliki hak pilih. Ketika hasil perhitungan konvensi California muncul dan jelas secara matematis Hillary menang, Bernie menolak kenyataan tersebut dan menyatakan akan berjuang merebut suara hingga Juli. Perjuangan yang sia-sia.

Politikus beda dengan negarawan

Langsung saya teringat istilah politikus versus negarawan. Bernie yang menutup diri atas kenyataan dan marah dengan sistem, bersiap menghamburkan sumber daya untuk hal yang tidak akan menghasilkan apa-apa selain menurunkan kadar ketokohannya. Dia akan dicatat sebagai calon yang ngotot, seorang politikus yang handal tapi bukan seorang negarawan.

Ya, negarawan yaitu orang yang mengedepankan kepentingan negaranya di atas kepentingan pribadi dan golongannya.

Memang tidak mudah untuk menarik diri dari hiruk pikuk pendukung dan usaha keras yang telah dicurahkan sekian lama. Seperti diceritakan oleh Howard Dean, calon presiden dari Demokrat yang merupakan mantan Gubernur Vermont pada pemilihan 2004. “Begitu melelahkan proses dua tahun yang kami jalani. Upaya keras tanpa henti yang dicurahkan. Sulit sekali untuk mengakui kekalahan,” kenang Howard.

Ketika itu Howard juga tidak langsung mau mengakui kekalahannya terhadap John Kerry, dia menumpahkan frustasinya dengan kemarahan terhadap sistem yang dianggapnya tidak adil dan bertekad untuk berjuang terus.

Lalu, dia ditelpon Al Gore, Wakil Presiden di bawah Pemerintahan Clinton (1993-2001). Howard mengeluh dan curhat selama 10 menit sebelum Al Gore mengucapkan kalimat yang menyentak nuraninya, “Kamu tahu Howard, ini bukan tentang dirimu. Ini tentang negara kita.”

“Ketika dia mengatakan hal itu, saya merasa seperti seorang idiot,” aku Howard.

Beberapa hari setelah telpon tersebut, Howard resmi menyatakan pemunduran dirinya.

Hillary Clinton sendiri selama delapan tahun lalu dipuji,  karena begitu data menunjukkan keunggulan Obama terhadap dirinya dalam perebutan calon presiden Demokrat yang berjalan ketat, dia langsung menyampaikan pidato selamat kepada Obama dan mengajak pendukungnya untuk menyatukan diri kembali dengan pendukung Obama dan bersama memenangkan pilihan Demokrat tersebut. Hillary akhirnya menjadi Menteri Luar Negeri dalam Pemerintahan Obama.

Dalam pidato kemenangannya sebagai calon presiden Partai Demokrat, Hillary juga melontarkan pujian kepada Sanders dan mencoba meraih para pendukungnya. Merajut benang kebersamaan akan menjadi kunci apakah Demokrat akan kembali berjaya memenangkan pertarungan orang nomor satu di negara adidaya itu.

Seperti harapan Howard Dean terhadap Bernie Sanders, “Ini saatnya dia harus pindah jalur menjadi seorang negarawan.”

Harapan yang sama kita utarakan kepada para politikus partai politik Nusantara yang berkutat pada memenangkan pemilu demi kemenangan itu sendiri. Jadilah negarawan, lihatlah rakyatmu, bukan cuma mencemaskan kantong dan kesejahteraan kelompokmu.

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here