PADA waktu saya masih kecil tahun 1995, ibu-ibu Stasi mau membuat pesta ubi kayu. Semua makanan dari ubi kayu (singkong) senek, sayur dan lauk. Rasanya apa mungkin itu bisa waktu itu. Pesta ubi waktu itu tidak jadi.
Setelah menjadi Romo akhirnya mengalami proses membuat senek dari ubi yang variasinya sangat banyak. Saya baru percaya sungguh ubi bisa dibuat berbagai macam senek. Untuk percaya rupanya butuh proses yang bertahap.
Para murid dalam bacaan hari ini juga mengalami proses yang sama. Kata melihat muncul empat kali, dari yang pertama sampai ke empat menunjukkan sebuah proses. Sampai akhirnya mereka percaya Yesus sungguh bangkit.
Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. (Yoh 20:8-9).
Dalam banyak hal kita membutuhkan proses untuk percaya dan mengerti. Dibutuhkan keterbukaan hati dan usaha memahami dalam refleksi.
Begitu juga dengan peristiwa Covid-19 ini juga tidak mudah. Yang membuat banyak hal berubah. Salah satunya kita tidak bisa merayakan Paskah seperti biasanya.
Kita sedih pastinya dan juga mengalami pergulatan iman. Kita diajak untuk berproses seperti para murid, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah keyakinan kuat tak tergoyahkan. Tuhan telah bangkit.
Selamat Paskah.