Pesta St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus,
Perawan, Pujangga Gereja dan Pelindung Misi
Matius 18:1-5
IKLAN yang menggambarkan seorang anak membeli coklat di toko sungguh inspiratif. “Tolong ambilkan coklatnya satu.”
Lalu ia membayar dengan uang koin seribu. Masih kurang. Ia merelakan aksesoris mainannya; penjepit rambut, gelang aksesoris di tangannya. Ketulusan dan keikhlasan hati seorang anak yang polos.
Kemudian ia mendatangi ibunya, dan mengucapkan, “Selamat ulang tahun mama”, sambil menyodorkan sepotong coklat sebagai hadiah darinya.
Selalu ada kebaikan di hati setiap orang.
Ketulusan dan kerendahan hati seorang anak kecil di hadapan Tuhan itulah yang dilakukan Theresia dari Kanak-Kanak Yesus.
Terlahir dengan nama Marie Francoise Therese Martin di Lisieux Perancis. Walau hidupnya hanya singkat, 24 tahun, tetapi hidup, karya dan doanya menjadi teladan luar biasa.
Buah permenungan rohaninya disebut “Jalan Kanak-Kanak Rohani” atau “Jalan Kecil.” Relasi mesra antara seorang anak kecil yang sangat tergantung dari belas kasih Bapa itulah yang dihidupinya dengan tekun dan setia.
Seorang anak kecil yang hanya bisa terjamin aman di dalam pelukan bapanya itulah gambaran Allah bagi Theresia kecil. Ia menulis “Jalan kecil” itu dalam suratnya:
“Cinta membuktikan dirinya dengan tindakan, jadi bagaimana saya menunjukkan cinta saya? Aku tidak bisa melakukan jasa besar. Cara yang dapat kulakukan untuk membuktikan cintaku adalah dengan menyebarkan bunga dan bunga ini adalah pengorbanan yang sangat kecil, setiap pandangan dan kata, dan hal yang kulakukan adalah aksi cinta yang terkecil.”
Semua orang di dunia ingin menjadi yang terbesar dan jadi pahlawan. Manusia dianggap baru eksis kalau mampu membuat hal-hal besar. Apa yang dibuat Theresia justru sebaliknya. Ia melakukan hal-hal kecil dan sederhana dengan cinta yang besar.
Para murid Yesus berdebat tentang siapa yang terbesar dalam kerajaan Surga? Mereka berebut ingin menjadi yang terbesar.
Tetapi Yesus meluruskan pandangan mereka. “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.”
Ternyata ukuran Surga dan ukuran Allah berbeda dengan ukuran manusia dan dunia. Manusia dan dunia ingin menjadi yang terbesar dan hebat. Tetapi Allah dan Surga justru sebaliknya.
Merendahkan diri seperti anak kecil. Theresia dari Lisieux telah melakukannya. Santa Theresia ajarilah kami mengikuti jalan kecilmu.
Merangkak naik ke menara Pisa.
Untuk melihat pemandangan seluruh kota.
Mengasihi dengan tindakan kecil sederhana.
Lebih berarti daripada sejuta janji dan kata-kata.
Cawas, ke Danau Kalimutu….