Puncta 02.06.19 Minggu Paskah VII Yoh17:20-26: Sumpah Palapa

0
502 views
Ilustrasi (Ist)

“SIRA Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.

Artinya, Dia, Gajah Mada Patih Amangkubum, tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.

Dalam Kitab Pararaton itu diceritakan bagaimana Gajah Mada yang diangkat menjadi Mahapatih Majapahit mengangkat sumpah tidak akan lepas puasa atau mukti wibawa, jika belum menyatukan Nusantara. Dia berpuasa dan terus berusaha menyatukan Nusantara di bawah Panji Majapahit.

Dia tidak akan hidup tentaram damai, jika belum berhasil menyatukan Nusantara dalam Panji gula kelapa (Merah Putih).

Dalam Injil hari ini, Yesus menengadah dan berdoa, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua mejadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, ada di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga ada di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.

Yesus tidak haya berdoa bagi murid-muridNya, tetapi juga semua orang yang percaya kepadaNya oleh pewartaan mereka.

Yesus ingin kita bersatu dengan Bapa di dalam namaNya. Yesus ingin kita bersatu menjadi satu kawanan dalam kerajaanNya. Kematian Yesus ibarat sumpah Palapa Gajahmada.

Yesus ingin, “dimana pun Aku berada mereka juga berada bersama-sama dengan Aku”.

Persatuan dan kesatuan dengan Allah itulah yang diperjuangkan Yesus sampai mati. Kita diajak untuk bersatu rukun di dalam kawananNya, di masyarakat. Sebagaimana kita juga berjuang menyatukan Indonesia dengan Pancasila sebagai ideologi bersama.

Marilah kita terus berjuang rukun bersatu, menjadi satu kawanan, menjadi satu kewargaan Indonesia.

Pada hari lahirnya Pancasila ini, marilah kita gemakan persatuan Indonesia.

Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita
Tanah air pasti jaya untuk selama-lamanya.

Hidup Pancasila.
Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here