Puncta 03.05.20 Minggu Paskah IV : Minggu Panggilan – Pangon Bebek

0
661 views
Ilustrasi by ist

Yohanes 10:1-10

WAKTU masih sekolah di SMP, saya punya bebek atau itik. Bapak tidak mampu membelikan kambing. Tidak banyak, hanya belasan ekor.

Tetapi dari memelihara itik itu saya punya uang saku untuk sekolah. Maka saya pelihara dengan hati-hati. Suatu kali hujan deras. Sungai di samping rumah banjir.

Di kandang itik saya kurang tiga ekor. Saya berpikir pasti hanyut dibawa banjir.

Saya menyusuri tepian sungai, meloncat di pematang sawah belakang rumah. Dan benar, ada tiga ekor itik yang “kintir” (hanyut).

Mereka ada di tepi seberang. Saya harus berjuang melawan arus deras. Ketika saya berhasil menangkap mereka kembali rasanya sangat puas.

Saya bisa menyelamatkan itik-itik saya. Mereka berjasa buat masa depan saya.

Dari telur merekalah saya bisa sekolah. Ketika ada yang hilang dan bisa menemukan kembali, rasanya sangat senang, walaupun basah kuyub sekujur badan dan hampir “kintir” oleh banjir, tetapi kebanggaan bisa menyelamatkan mereka tak pernah hilang.

Hari ini adalah hari Minggu Panggilan. Yesus berbicara tentang gembala dan domba-domba-Nya. Bagaimana tanggungjawab dan perjuangan seorang gembala untuk menyelamatkan domba-dombanya digambarkan Yesus dalam perumpamaan ini.

Gembala dan domba mempunyai relasi yang dekat, domba-domba mengenali suara gembala dan mengikutinya. Tetapi pencuri atau perampok tidak mereka kenal.

Gembala akan memelihara dan menyelamatkan dombanya. Tetapi orang lain yang bukan gembala tidak peduli akan nasib domba-domba.

Kita boleh merenungkan dan bertanya, kalau para imam itu disebut gembala umat, apakah mereka sungguh-sungguh mencurahkan segala daya dan upaya untuk memelihara iman umat yang digembalakan?

Ini juga berlaku bagi saya.

Paus Fransiskus pernah melontarkan kekecewaannya kepada para pastor dan biarawati muda Vatikan, “Saya merasa tersakiti jika melihat pastor atau biarawati muda menggunakan mobil keluaran terbaru. Kalian tidak bisa melakukan ini,” kata Paus.

“Mobil memang perlu untuk membantu pekerjaan, tapi tolong pilihlah yang sederhana saja. Jika kalian ingin mobil mewah maka pikirkan berapa banyak anak miskin yang mati kelaparan di berbagai belahan dunia,” ujar Paus mengingatkan.

Paus pernah menulis agar para imam menjadi gembala berbau domba. “Manjing ajur ajer dengan domba.”

Bukan malah menjadi selebritas yang cari popularitas dengan segala fasilitas kelas atas, maunya duit masuk tas tapi pelayanan tidak tuntas tas tas tas…….

Pada Minggu panggilan ini, saya tidak hanya berdoa mohon banyak panggilan, tetapi apakah hidup saya sebagai imam sungguh bisa menghadirkan Kristus Sang Gembala Utama yang mati membela domba-domba-Nya?

Setiap pagi makan sesuap nasi.
Masih hangat dan tidak basi.
Menjadi imam itu bukan prestasi.
Tetapi dipanggil untuk melayani.

Cawas, menanti dan menanti…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here