Puncta 09.10.19 Luk 11:1-4: Pater Noster

0
465 views
Berdoa bersama di depan BIara St. Catherine di Sinai, Mesir (Mathias Hariyadi)

DOA yang paling sering kita ucapkan adalah doa Bapa Kami. Doa itu mudah diucapkan tetapi kita kadang tidak sadar dan sering lupa melakukanya.

Kalau kita kupas satu per satu, kita akan tahu segala konsekuensinya.

Dikuduskalah namaMu; apakah kita rajin dan setia memuliakan nama Tuhan? Bagaimana kita menguduskan nama Tuhan? Apakah perkataan dan tindakan kita bisa menjadi cermin kekudusan nama Tuhan?

Datanglah KerajaanMu; Kerajaan Allah datang dalam wujud damai sejahtera, kasih, sukacita. Apakah kehadiran kita membawa damai di tengah keluarga, masyarakat?

Apakah kita menolong sesama agar mereka merasakan sejahtera? Kerajaan Allah terwujud jika kita membawa kasih di sekitar kita. Apakah kehadiran kita di tengah keluarga sungguh dirindukan?

Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya; apakah kita mensyukuri rejeki pemberian Tuhan? Apakah kita sering membantu orang lain dengan rezeki Allah ini?

Apakah kita hidup boros atau banyak membuang makanan? Apakah kita serakah dan merasa tidak cukup dengan pemberian Tuhan?

Ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; apakah kita tidak menyimpan dendam kepada orang lain?

Benarkah kita sungguh mengampuni orang lain?

Sesering apa kita menerima sakramen pengampunan dosa? Percayakah anda bahwa Allah maha pengampun? Kapan terakhir anda mengampuni orang lain?

Jaganlah membawa kami ke dalam pencobaan : Tuhan yang mahakasih itu tidak akan membawa kita kepada pencobaan. Justru sebaliknya, kitalah yang suka mencoba-coba kepada pencobaan.

Seperti Hawa yang makan buah terlarang, padahal Tuhan sudah mengingatkannya karena Tuhan tidak mau membawa manusia ke dalam pencobaan. Begitulah manusia jatuh dalam dosa.

Kalimat terakhir dalam doa Bapa Kami ini telah diperbaharui terjemahannya. Paus Fransiskus menyetujui perubahan pada penerjemahan satu kalimat Doa Bapa Kami, dari

  • semula “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”.
  • menjadi “jangan biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan.”

Coba dirasakan isi kalimat itu, maknanya sangat berbeda.

Menyusuri jalan di Fatima
Menengok keluarga Suster Lucia
Doa adalah mantra
Kata-kata yang mempunyai daya

Dari Salamanca ke Fatima

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here