Puncta 09.12.19 HR Maria Dikandung Tanpa Noda

0
496 views
Regina Caeli - Maria Ratu Surga

Lukas 1: 26-38

SALAH satu dogma atau ajaran resmi gereja adalah tentang Maria dikandung tanpa dosa. Dogma ini diumumkan secara resmi oleh Paus Pius IX pada 8 Desember 1854.

Seolah menegaskan tentang keyakinan iman gereja itu, Bunda Maria menampakkan diri kepada St. Bernadette di Lourdes.

Bunda Maria mewahyukan siapa dirinya dengan menyebut bahwa “Que soy era immaculada Councepciou.” Atau “Akulah yang dikandung tanpa noda.”

Peristiwa itu terjadi di Lourdes Perancis pada tanggal 25 Maret 1858. Pewahyuan diri Bunda Maria kepada Bernadete ini menegaskan keyakinan iman Gereja bahwa Bunda kita terkandung tanpa noda dosa.

Bukan hanya anak yang dikandung dari rahimnya adalah Yang Kudus dari Allah, tetapi Rahim yang mengandung itu juga adalah kudus.

Pastilah sesuatu yang baik, kudus dan suci berasal dari Allah. Begitu juga Bunda Maria juga kudus sejak semula. Ini adalah sebuah keyakinan suci gereja.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang panggilan Maria. Panggilan Maria itu kendati berasal dari Allah, namun tetap mengambil sisi kemanusiaan seorang perawan Maria. Ia serba bingung, terkejut dan tidak siap menghadapi tugas yang berat. Ia takut dan bimbang dengan pewartaan Malaikat.

“Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?”

Tetapi setelah dijelaskan oleh Malaikat bahwa semua ini adalah kehendak Allah, dan tidak ada yang mustahil di hadapan Allah, maka Maria menjawab dengan tulus dan rendah hati, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Kehendak Allah ditanggapi oleh Maria. Kesanggupan ini memulai babak baru dalam karya keselamatan. Allah menjadi manusia. Yang Ilahi mengambil rupa pada yang insani. Yang Kudus menjadi Yang Hina.

Allah mengambil rupa sebagai manusia dalam diri Yesus Almasih. Kerendahan hati Maria inilah yang memungkinkan Allah hadir dalam rahimnya. Rahim manusia yang lemah dan hina itu dipakai Allah untuk menyelamatkan semua manusia.

Gereja tidak ragu dan bimbang mengakui Maria sebagai pribadi yang dikandung tanpa noda dosa.

Kita semua bisa meneladan sikap Maria untuk mencapai kekudusan. Kesetiaan dan kerendahan hatinya bisa menjadi model bagi kita untuk bertekun dan setia menanggapi kehendak Tuhan dalam hidup kita masing-masing.

Di hadapan Tuhan tidak ada yang mustahil. Manusia mampu mengusahakan kekudusan itu adalah mungkin. Sebagaimana Maria setia kepada Allah sampai di bawah kayu salib Yesus,

Bersama Maria, kita juga mampu memanggul salib kita sendiri.

Beli keranjang dengan banyak tali
untuk mengangkut baju-baju baru
Bunda Maria yang suci murni
Jadikanlah kami anak-anakmu

Cawas, saatnya menanti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here