Puncta 10.11.19 Minggu Biasa XXXII: Di Hadapan Allah, Semua Orang Hidup

0
540 views
Para suster SFIC di Pontianak mendoakan mereka yang sudah meninggal dunia. (Sr. Maria Seba SFIC)

Lukas 20:27-38

KISAH nyata yang diceritakan oleh P. Segundo Llorente SJ: Seorang imam di sebuah paroki, setelah misa malam Natal selesai, ia mengunci gereja dan pergi tidur di kamarnya. Pagi-pagi ia bangun kembali ke gereja untuk berdoa pribadi selama satu jam dalam meditasi. Ia masuk ke sakristi dan menyalakan lampu-lampu gereja.

Ia terpaku kaku ketika menuju bangku gereja. Orang-orang aneh berbalut pakaian sangat miskin memenuhi sebagian besar bangku gereja. Semua orang berada dalam keheningan total. Tak seorang pun bergerak dan tidak peduli untuk menoleh kepadanya. Sekelompok kecil berdiri dekat kandang Natal dalam keheningan total.

Imam itu terhenyak dan dengan suara keras bertanya bagaimana mereka bisa masuk gereja. Tak satu pun yang menjawab. Ia berjalan mendekati mereka dan bertanya lagi, “Siapakah yang mengijinkan kalian masuk?”

Seorang perempuan menjawab tanpa ekspresi dan sama sekali acuh tak acuh, “Hal-hal aneh terjadi pada malam Natal.”

Lalu dia kembali tenggelam dalam keheningan total. Sang imam pergi untuk memeriksa pintu utama. Pintu itu terkunci rapat seperti semula saat ia terakhir menguncinya.

Dia kaget dan bertekat ingin meminta keterangan dari mereka. Saat ia memalingkan muka ke arah altar, bangku-bangku itu kosong tak terlihat siapa pun duduk di sana.

Pastor Llorente yakin bahwa orang-orang itu adalah orang-orang yang sudah meninggal yang sedang mengalami api penyucian.

Mereka menanti penyelamatan dan menyembah Yesus yang bertahta di dalam tabernakel.

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang kebangkitan orang mati. Gereja percaya adanya kebangkitan.

Credo mengatakan, “Kebangkitan badan dan kehidupan kekal.” Kematian bukan akhir kehidupan. Kita akan dibangkitkan pada akhir zaman. Di hadapan Allah kita semua adalah orang hidup.

Yesus mengatakan bahwa, “Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”

Apa dasar keyakinan kita itu? Dasarnya adalah iman kepada Yesus yang bangkit. Paulus berkata, “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak akan dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”

Iman akan Yesus yang bangkit itulah yang memberi harapan kepada kita, bahwa kita akan hidup di hadapan Allah setelah kematian duniawi.

Sejak zaman dahulu kala orang sudah percaya bahwa ada kebangkitan. Kitab Makabe menjelaskannya dengan kisah tujuh orang bersaudara dengan ibunya yang disiksa demi iman mereka.

Lebih baik mereka mati demi iman karena akan memperoleh ganjaran hidup abadi. Kalau kita percaya kepada Kristus, maka kita memperoleh jaminan hidup abadi. Sebagaimana Kristus dibangkitkan sebagai yang sulung, kita kelak juga akan bangkit bersama Dia.

Ke Jimbung mau melihat bulus
Pergi ke sana dengan sepeda
Ikut mati bersama Yesus
Akan dibangkitkan bersamaNya juga

Cawas, malam yang hening.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here