Puncta 10 Desember 2025
Rabu Adven II
Matius 11:28-30
DARI jalan naik (tanjakan) di Sumber Sukun aku bisa merenungkan beban yang berat bisa menjadi ringan.
Waktu itu aku diminta mengantar ibu belanja ke pasar Klaten. Dengan sepeda aku memboncengkan ibu pulang dengan membawa barang belanjaan.
Namun sesampai di tanjakan Sumber Sukun, aku bilang sama ibu; “Bu, turun saja ya berat nih, aku gak kuat.”
Ibu dengan sabar turun dari boncengan dan berjalan sambil mendorong sepeda.
Pada waktu lain aku mengajak temen cewek nonton bioskop di Rita Theater. Waktu itu sedang ramai diputar Film Gita Cinta dari SMA yang dibintangi Rano Karno dan Yessy Gusman. Tentu saja pulangnya harus melewati tanjakan Sumber Sukun.
Aku memboncengkan dia dengan keringat bercucuran. Temenku bertanya, “Kuat gak nih, apa aku turun saja.”
Walaupun pantatku naik turun dari sadel tetapi aku bilang, “Gak usah, aku kuat kok.”
Yah, akhirnya aku berhasil memboncengkan dia melewati tanjakan panjang di Sumber Sukun.
Segala sesuatu walaupun berat tetapi kalau dilakukan dengan senang dan penuh kasih terasa ringan dan enak.
Begitulah undangan Yesus yang mengasihi kita yang letih lesu dan berbeban berat. Kita semua pasti mempunyai beban hidup yang berat.
Yesus melakukan segalanya dengan kasih. Ia memberikan kelegaan kepada kita yang mengalami beban berat.
Jika kita melakukan segala sesuatu dengan kasih maka beban yang berat itu akan menjadi ringan. Sebaliknya sekali pun pekerjaan itu ringan, tetapi kalau dilakukan secara terpaksa, pasti terasa berat.
Yesus menunjukkan kasih-Nya dengan memanggul salib yang berat. Dengan dasar kasih, salib yang berat itu diterima dengan tulus ikhlas.
Beban yang berat, tapi kalau ditanggung dengan kasih akan terasa ringan. Maka dia mengundang kita untuk datang kepada-Nya.
Maka Yesus berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Mari kita menanggung beban hidup kita dengan kasih sayang. Niscaya beban itu akan menjadi ringan. Sebagaimana Kristus memanggul salib yang berat dengan kasih demi kita, salib itu menjadi enak dan ringan.
Seringan apapun beban kita, kalau diterima dengan terpaksa akan terasa berat sekali. Yesus telah menunjukkan teladan-Nya dengan memanggul salib bagi kita.
Mari berbagi dengan saudara di Sumatra,
Untuk membantu dan meringankan beban.
Menanggung derita demi mengasihi sesama,
Terasa ringan dan sangat membahagiakan.
Wonogiri, mengasihi itu bukan beban
Rm. A. Joko Purwanto Pr









































