Puncta 13.05.20: Suket Teki

0
409 views
Seorang ibu sedang menyemprot rumput di lahan yang akan dipersiapkan sebagai tempat bercocok tanam. (Foto: Marselina Evy)

Yohanes 15:1-8

HANYA Didi Kempot yang menanam padi, tapi yang tumbuh malah rumput liar (suket teki).

Itu digambarkan dalam lagunya Suket Teki.

Salah satu syairnya berbunyi begini, “Wong salah ora gelem ngaku salah, suwe-suwe sapa wonge sing betah. Mripatku uwis ngerti saknyatane, kowe selak golek menangmu dewe. Tak tandur pari, jebul thukule malah suket teki.”

Kalau diterjemahkan kira-kira begini, “Orang salah tidak mau mengaku salah, lama-lama siapa yang bisa betah (tinggal bersama). Mataku sudah tahu yang sebenarnya. Engkau hanya mau menang sendiri. Aku menanam padi tapi ternyata yang tumbuh malah rumput liar (Suket Teki).

Dia menanam kebaikan tetapi dibalas dengan kejahatan. Ia menabur kesetiaan tetapi yang muncul ketidaksetiaan.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.”

Supaya ranting-ranting banyak berbuah, maka ia harus tinggal pada pokoknya. Ranting-ranting juga harus dijaga agar tidak ada benalu yang mengganggu suplai makanan ke ranting-ranting.

Bapa sebagai pengusahanya memelihara sungguh-sungguh agar ranting berbuah lebat. Yang tidak berbuah dipotong dan yang berbuah dibersihkannya.

Supaya kita menghasilkan buah, kita mesti tinggal di dalam pokoknya, yaitu Yesus. Buah apa yang dapat kita hasilkan? Yang diharapkan adalah buah kebaikan, kasih, sukacita, kerendahan hati, pengampunan, belarasa, solidaritas, toleransi dll. Kiranya nilai-nilai itu yang diajarkan

Yesus kepada murid-murid-Nya. Semakin bayak buah yang kita hasilkan, semakin kita memuliakan Bapa yang empunya kebun anggur. Dan kita pasti juga akan semakin dipelihara oleh Bapa sang pemelihara kehidupan.

Kalau yang tumbuh itu malah suket teki, maka yang muncul adalah kekecewaan, putus asa dan kesedihan.

Marilah kita menghasilkan anggur yang manis, yang akan memberi sukacita kepada banyak orang, terlebih Bapa pemelihara kita.

Paribasan awak urip kari balung lila tak lakoni.
Setya ing janji-Mu,
setya ing sumpah-Mu
ndherek Gusti tuhu.

Cawas, aku setia pada-Mu….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here