Puncta 13.07.20: Tidak Egois, Rela Berkorban

0
357 views
Aksi 1000 lilin untuk korban bom Surabaya. (Sesawi.Net/Ino Berek)


Matius 10:34-11:1

SEORANG pengemis mengumpulkan makanan untuk hidupnya. Namun selalu dicuri oleh tikus. “Hei tikus, kenapa kamu mencuri makananku.”

Tikus itu menjawab, “Kamu tidak akan punya lebih dari tiga jenis makanan, itulah takdirmu. Tanyakan kepada Sang Budha.” Kata tikus.

Pengemis muda itu mengembara mencari Sang Budha. Ia menginap di suatu rumah. Tuan rumah punya anak gadis yang tidak bisa bicara.

“Anak muda jika kamu ketemu Budha, tanyakan kenapa anakku tidak dapat bicara.”

Pengemis itu berterimakasih atas tumpangan dan melanjutkan perjalanan. Ia harus melewati gunung dan lembah. Ia bertemu dengan penyihir yang sudah hidup ribuan tahun dengan tongkatnya. Ia membawa pengemis itu terbang melintasi gunung dengan tongkatnya.

Penyihir juga meminta, “Tanyakan kepada Budha, seharusnya saya sudah masuk surga, kenapa saya belum juga bisa pergi ke sana?”

Lalu pengemis itu tiba di pinggir sungai yang lebar. Ia berjumpa dengan kura-kura raksasa yang bersedia menyeberangkan pengemis itu.

Sambil berenang kura-kura itu berkata kepada anak muda itu, “Coba tanyakan juga kepada Sang Budha, saya sudah hidup sangat lama, seharusnya saya sudah menjada naga, kenapa belum bisa menjadi naga?”

Akhirnya pengemis itu ketemu Sang Buddha.

Sang Buddha hanya mau menjawab tiga pertanyaan. Pengemis itu punya empat pertanyaan. Ia merasa kasihan kepada kura-kura, penyihir dan gadis malang yang tidak bisa bicara.

Ia sadar beban masalahnya tidak sebesar yang mereka hadapi. Ia memutuskan untuk bertanya tentang masalah mereka.

Buddha menjawab, “Kura-kura tidak mau meninggalkan tempurungnya. Kalau ia mau, ia bisa menjadi naga. Penyihir itu tidak mau melepaskan tongkatnya. Tongkat itu menghalangi dia ke surga. Dan gadis itu bisa bicara kalau dia ketemu belahan jiwanya.”

Pengemis itu kembali kepada kura-kura. “Apa kata Sang Buddha?”

Jawab pengemis itu, “Kamu harus mau melepaskan tempurungmu.”

Kura-kura melepaskan tempurungnya. Di dalamnya ada banyak mutiara. Ia berikan mutiara itu kepada pengemis. “Aku tidak membutuhkan semua ini.”

Lalu ia berubah menjadi naga. Pengemis itu bertemu dengan si penyihir. “Apa kata Sang Budha?”

Jawab pengemis, “Kamu harus melepaskan tongkatmu. Tongkatmu itu seperti jangkar yang menghambat engkau ke surga.”

Ia memberikan tongkatnya kepada si pengemis. Ia pergi ke surga. Pengemis itu membawa mutiara yang sangat berharga dan tongkat ajaib.

Pengemis itu singgah di pondok orangtua yang anak gadisnya bisu. “Apa kata Sang Budha?”

Jawab pengemis itu, “Ia bisa bicara kalau ketemu belahan jiwanya.”

Si gadis keluar dan menemui pengemis muda itu dan berkata, “Bukankah engkau yang singgah di sini seminggu yang lalu?”

Akhirnya, mereka menemukan cintanya dan hidup dalam damai sejahtera.

Ketika kita berani meninggalkan segalanya, kita akan memperoleh semuanya. Pengemis itu mengorbankan pertanyaan dirinya sendiri untuk diajukan kepada Sang Budha.

Namun ia justru mendapatkan semua jawaban dari pertanyaannya.

Yesus berkata, “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali.”

Tiup lilin di perantauan.
Berdendang riang sambil tepuk tangan.
Kalau kita rela berkorban.
Kita akan mendapat lebih dari yang diharapkan.

Cawas, meniup lilin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here