Puncta 16.06.19 HR Tritunggal Mahakudus Yoh 16:12-15: Keluarga Cemara

0
664 views
Film TVRI Keluarga Cemara by Ist

SINETRON berjudul Keluarga Cemara ditayangkan mulai tahun 1996 sampai akhir Februari 2005. Film yang dibintangi Adi Kurdi ini berkisah tentang keluarga sederhana yang dipenuhi dengan prinsip kasih antara abah, emak dan anak-anaknya.

Kendati tinggal di gubug sederhana, namun sukacita, kegembiraan dan kasih sayang sangat mewarnai relasi seluruh anggotanya. Abah ingin mewujudkan prinsip keluarga adalah harta yang paling berharga dan mutiara yang paling indah.

Segala sesuatu dilandasi oleh sikap cintakasih dan penghargaan terhadap semua anggota keluarga.

Arswendo Atmowiloto ingin menterjemahkan ajarah kasih itu di dalam film yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Kasih adalah bahasa universal. Relasi kasih seperti dalam sinetron itu bisa menjadi role model pembinaan hidup berkeluarga.

Hari ini Gereja merayakan Tritunggal Mahakudus, yaitu Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Inti dari perayaan ini adalah persekutuan cinta Allah Tri Tunggal Mahakudus. Relasi kasih yang sempurna antara Bapa dan Putera dalam Roh Kudus. Bapa yang mengasihi manusia.

Ia rela mengutus PuteraNya untuk menyelamatkan kita. Roh Kudus diutus Bapa dan Kristus untuk membimbing kita tetap setia menuju Bapa.

Setiap hari kita mengimani Allah Tritunggal dengan membuat tanda salib. Moga-moga membuat tanda salib bukan hanya tindakan rutinitas belaka. Tetapi kita melakukannya dengan kesadaran penuh bahwa kita diselamatkan dan dikuasai oleh Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus dalam segala tindak-tanduk kita.

Kita sudah dibaptis juga dalam nama Allah Tri Tunggal. Baptis itulah yang mempersatukan kita dalam persekutuan kasih Bapa, Putera dan Roh Kudus.

Orang yang mengimani Allah Tritunggal berarti mempercayakan diri sekaligus menghayati hidup dalam kasih. Di dalam Allah Tritunggal ada kasih yang sempurna.

Yesus menegaskan itu ketika Ia berkata kepada Filipus, “Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaanNya”

Allah Tritunggal tidak bisa dilogika dalam pikiran dan ide-ide, tetapi dihayati, disadari dalam relasi kasih dengan orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain dan kita rela berkorban demi orang yang dikasihi, kita akan memahami relasi Allah Tritunggal Mahakudus.

Ayolah kita bernyanyi: Ajarilah kami Tuhan, bahasa cintakasih.

Kotak persegi namanya kubus
Segitiga warnanya biru
Allah Tritunggal Mahakudus
Jiwailah hidup kami selalu

Berkah Dalem

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here