Puncta 21.11.20: Hidup i Hadapan-Nya

0
412 views
Ilustrasi (Ist)


Lukas 20:27-40

ANALOGI ini sangat bagus direnungkan. Ketika Allah ingin menciptakan ikan, Dia berbicara ke laut. Ketika Allah ingin menciptakan pohon, Dia berbicara ke bumi.

Tetapi ketika Allah ingin menciptakan manusia, Dia berpaling kepada-Nya. Kemudian Allah berkata, “Marilah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita.”

Jika anda mengambil ikan dari air, dia akan mati. Jika anda mencabut pohon dari tanah, pohon itu akan mati.

Demikian juga jika manusia terputus dari Allah, manusia itu mati. Tuhan adalah lingkungan alam kita. kita diciptakan untuk hidup di hadirat-Nya. Kita harus terhubung dengan Dia, karena hanya di dalam Dia, kehidupan itu ada.

Maka Yesus berkata, “Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.”

Kita semua tahu, bahwa air tanpa ikan tetap air, tetapi ikan tanpa air bukanlah apa-apa. Tanah tanpa pohon masih tanah, tetapi pohon tanpa tanah bukanlah apa-apa. Dia hanya kayu kering yang mati.

Tuhan tanpa manusia tetap Tuhan. Tetapi manusia tanpa Tuhan, dia bukanlah apa-apa. Manusia akan mati. Kematian memisahkan manusia dengan Tuhan.

Kebangkitan menghubungkan lagi manusia dengan Tuhan. “Karena di hadapan Allah, semua orang hidup.”

Tentang kehidupan kekal itu Yesus mengajarkan, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.”

Kebangkitan Kristus membuka tabir gelap kematian. Kristus membuka harapan semua orang, bahwa setelah kematian badani akan ada kehidupan kekal sebagai anak-anak Allah. Di hadapan Allah semua orang hidup.

Oleh karena itu kita membutuhkan Allah. Tanpa Dia kita tidak dapat hidup. Maka jangan pernah menjauh atau meninggalkan Allah.

Di dunia kita pusing dengan segala kebutuhan hidup, tetapi dalam kehidupan kekal, semua telah dipenuhi oleh Allah. Sebagaimana ikan sangat membutuhkan air untuk hidup, demikian juga kita membutuhkan Allah supaya bisa hidup.

Di hadapan-Nya semua orang akan hidup. Mari kita hidup di hadirat-Nya dan seturut rencana Allah saja.

Semestinya ditraktir teman untuk makan,
Tak sengaja malah lihat burung perkutut.
Kita percaya pada kebangkitan badan.
Karena Allah menghendaki kita hidup.

Cawas, wkwkwk tiga kali…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here