Puncta 22.01.20: Hukum Sabat vs Hukum Kasih

0
418 views
Ist

Markus 3:1-6

LAKSMANA diminta menjaga Dewi Sinta karena Rama mengejar Kijang kencana ke hutan. Karena lama tidak kembali Sinta meminta Laksmana menyusul kakaknya. Laksmana tidak mau meninggalkan Sinta karena dia bertanggungjawab atas keselamatan Sinta.

Sinta justru marah dan menuduh Laksmana mengingininya. Sinta menuduh Laksmana membiarkan Rama celaka di dalam hutan belantara. Hati Laksmana yang tulus justru didakwa ingin merebut Sinta dari kakaknya.

Ia bimbang, apakah tetap menjaga Sinta tapi dituduh mengingininya, atau pergi meninggalkan Sinta namun melalaikan tanggungjawab dari sang kakak Rama. Maka dengan berat hati Laksmana menyusul Rama.

Namun sebelum ia meninggalkan Sinta. Ia membuat garis melingkar di tanah dengan ajian rajah kalacakra. Laksmana berpesan agar Sinta tidak keluar dari lingkaran ini demi keamanan dirinya.

Nun di kejauhan Rahwana melihat Sinta sendirian. Ia datang menjelma menjadi pengemis tua renta. Ia mendekati Sinta tetapi selalu gagal karena ada lingkaran rajah kalacakra.

Ia memohon kepada Sang Dewi untuk mengulurkan tangannya memberi seteguk air untuk menghilangkan dahaganya. Sinta ragu-ragu karena sudah dipesan agar tidak keluar dari lingkaran, tetapi dia kasihan kepada pengemis tua itu.

Akhirnya Ia mengeluarkan tangannya dan seketika itu juga Rahwana menyambarnya. Sinta diculik ke Alengka.

Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus kalau-kalau Ia menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat. Menurut orang-orang Farisi, ada aturan bahwa tidak boleh melakukan sesuatu pada hari Sabat.

Tetapi Yesus menaruh belas kasihan kepada orang sakit itu. Ia menyuruh dia berdiri di tengah dan berkata kepada orang-orang di situ, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”

Mereka tidak berani berkomentar. Tidak ada orang protes ketika mobil ambulan melanggar lampu merah. Nyawa orang lebih diutamakan daripada mentaati aturan lalu lintas.

Yesus menunjukkan bahwa belaskasih Allah lebih besar daripada taat pada hukum atau aturan manusia. Ia menyembuhkan orang itu kendati dibenci oleh orang-orang Farisi karena Dia dianggap melanggar hukum Sabat.

Berbuat baik selalu mengandung resiko ditolak atau dicurigai. Ada orang yang tidak suka kepada kita karena perbuatan-perbuatan baik kita.

Ada yang curiga, irihati, nyinyir, ngompor-ngomporin teman, cemburu atau sinis. Demi kebaikan dan keselamatan orang, Yesus berani menghadapi sikap orang-orang Farisi.

Apakah kita juga berani seperti Yesus?

Bukan baju baru yang ada di almari pakaian
Namun baju batik dipakai untuk jumatan
Keselamatan orang harus lebih diutamakan
Daripada taat aturan namun mematikan

Cawas, cuaca panas menyengat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here