Puncta 22.12.18. Lukas 1:46-56 Siapa Menanam Bakal Menuai

0
1,481 views
Magnificat by ist

MARIA merendahkan dirinya menjadi Hamba Allah. Ketika Gabriel memberi warta bahwa ia akan mengandung Putra Allah, Maria menjawab, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”.

Ia mengambil sikap sebagai hamba yang rendah. Sikap merendahkan diri ini dipuji oleh Elisabet yang berkata: “Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana”.

Siapa yang percaya, sabda Tuhan akan terlaksana. Siapa yang menanam, dia akan menuai. Maria menanam keyakinan pada Allah dan Allah akan melaksanakan apa yang difirmankanNya.

Sabda menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Semangat kerendahan hati Maria ini memuncak dalam Kidung Magnificat. Maria memuji Allah yang memperhatikan kerendahan hambaNya.

Semua dikembalikan kepada Allah Juru Selamat. Barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Semua tersembunyi bagi orang cerdik pandai, tetapi diberitahukan kepada orang sederhana dan rendah hati.

Magnificat ini seperti filosofi Jawa “Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake”. Artinya kaya tanpa harta, perkasa tanpa senjata, melawan tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan. Kerendahan hati adalah kekuatan yang luar biasa.

Maria telah menunjukkan betapa kerendahan hatinya adalah harta, aji-aji/ daya kekuatan dan dengan kerendahan hatinya ia mengalahkan kuasa dunia. Maria menjadi Ratu dan Ibu yang lembut dan rendah hati.

Makan cempedak seribu biji. Belum kenyang ditambah duku. Bunda Maria yang rendah hati. Doakanlah kami anak-anakmu. Berkah Dalem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here