Puncta 24.07.20 Mt 13:18-23: Tanah Subur

0
196 views
ilustrasi: Hamparan luas kebun pisang di Distrik Nickerie, Suriname. (YB Nanang Sumaryadi)

“SAYA belum pernah berhasil menanam pisang kepok di tanah saya, romo,” kata Pak Anang di rumahnya. Suatu hari saya singgah di rumah Pak Bartolomeus Anang di Pangkalan Suka sepulang dari Kebuai.

Kami minum kopi sambil menikmati pisang goreng.

“Saya sudah mencoba berkali-kali menanam pisang kepok, tetapi selalu gagal. Entah kenapa saya kurang tahu. Mungkin tanahnya tidak cocok untuk pisang kepok.”

Biasanya jenis pisang itu mudah ditanam di mana saja. Pisang kepok akan tumbuh subur di tanah yang gembur dan banyak humus.

Sebaliknya dia tidak mau hidup di tanah berkapur atau tanah berat. Pisang kepok juga butuh tanah dengan resapan yang tinggi karena dia tidak mau hidup di tanah yang mengandung garam.

Tidak boleh ada banyak genangan karena akan merusak dan mengganggu pertumbuhan batang pisang.

”Kalau kita makan pisang goreng seperti ini pasti bukan hasil kebun sendiri, tapi ibu membeli di warung orang Jawa. Kalau hasil kebun sendiri ya ubi ini.”

Yesus menjelaskan tentang benih yang ditabur orang. kondisi tanah dimana benih itu ditabur akan sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Benih yang ditabur di pinggir jalan akan dimakan burung.

Iman yang sudah ditanam dirampas si jahat. Benih yang di bebatuan bisa tumbuh tetapi hanya sebentar. Sesudah itu layu.

Seperti iman yang tumbuh di tanah gersang bebatuan, karena ada kesulitan dan hambatan kemudian mati. Benih yang dihimpit semak berduri juga demikian.

Tipu daya kekayaan, kenikmatan, kesenangan menghimpitnya sehingga iman tidak berbuah.

Iman itu seperti benih. Jika ia jatuh di tanah yang baik, ia akan menghasilkan buah berlimpah. Orang itu mendengarkan sabda dan melaksanakannya.

Apakah kita memelihara benih iman yang ditanam Tuhan dalam diri kita? atau tanah macam apakah kita ini?

Hambatan-hambatan apa dalam diri kita yang membuat benih itu tidak bisa bertumbuh? Kemalasan, kesibukan, tidak bisa ngatur waktu, tugas-tugas kantor, mengurus anak-anak, sibuk dengan hobi pribadi.

Tuhan menghendaki agar kita menghasilkan buah. Hilangkan hambatan yang mengganggu tumbuhnya benih dalam diri kita.

Niscaya hidup kita akan menjadi berkat bagi banyak orang.

Nikmat klepon daripada cucur.
Crooot di mulut langsung bergairah.
Jadilah tanah yang subur.
Bisa hasilkan berkat yang berlimpah.

Cawas, habis playgroup masuk TK…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here