Puncta – “Urip Kuwi Mung Mampir Ngombe”

0
495 views
Ilustrasi - Minum teh untuk ngobrol bersama by ist

Puncta 16.05.21
Minggu Komsos Sedunia
Yohanes 17: 11b-19

IBARAT orang bepergian akan kembali ke rumah, atau seperti burung terbang, ia akan kembali ke sarangnya.

Demikianlah kita semua akan kembali kepada Sang Pencipta. Hidup ini seperti seorang muzafir yang sedang berziarah.

Dalam filosofi Jawa ada ungkapan, “Urip kuwi mung mampir ngombe.”

Hidup itu laksana orang yang singgah untuk minum dari perjalanan yang panjang.

Setelah selesai melepas dahaga, ia akan melanjutkan lagi peziarahannya menuju surga. Kematian adalah perjalanan lanjut menuju keabadian.

Itulah sebabnya mengapa di makam-makam raja Mesir kuno didapati banyak harta karun. Harta itu adalah bekal untuk perjalanan abadi mereka.

Hidup di dunia ini hanya sebentar.

Alexander Agung mati dalam usia 32 tahun. Begitu pula Tutankhamun, firaun muda dari Mesir itu mati dalam usia belasan tahun.

Mereka membawa berbagai harta untuk kehidupan “di sana.”

Yesus berdoa kepada Bapa-Nya bagi para murid, “Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.”

Yesus akan segera kembali kepada Bapa. Ia mohon agar Bapa menjaga para murid dan orang-orang yang percaya karena pewartaan mereka.

Yesus akan bersatu kembali dengan Bapa di surga. Ia mengingatkan bahwa asal tujuan kita sesungguhnya adalah rumah Bapa di surga.

Oleh karena itu janganlah terlena dengan hal-hal duniawi. Dunia kita ini bukan tujuan sebenarnya. Kita hanya “mampir ngombe” atau singgah sebentar saja.

Bagaimana kita mesti menyikapinya?

Kitab Kebijaksanaan 4: 8-9 menjelaskan, “Dudu umur dawa sing njalari wong kajen keringan, dudu cacahing taun sing dadi ukuraning urip sejati, nanging kawicaksanaan iku umuring manungsa. Urip tanpa cacad iku jatining umur dawa.”

Hidup tak bercela itulah umur manusia yang sejati, bukan soal panjang pendeknya usia.

Sungguh sepi masa liburan lebaran.
Karena corona orang tidak berani pulang.
Mari mengisi hidup dengan kebaikan.
Niscaya umur kita akan diperpanjang.

Cawas, ayo gembira selalu…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here