Pusat Ziarah Keluarga Kudus Sapak Bayo-bayo di Sangalla Tana Toraja, Sulsel (2)

1
974 views
Lokasi destinasi wisata dan ziarah rohani di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Sa'Pak Bayo-Bayo di Sangalla Tana Toraja, Sulsel. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

SAAT ini, saya sedang di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Sa’Pak Bayo-Bayo di Sangalla Tana Toraja.

Saya diundang CU Sauan Sibarrung untuk kedua kalinya tanggal 29-30 Agustus 2022. Datang ke sana untuk program kegiatan mendampingi retret ekologis dua hari dengan tema “Membangun Kesadaran dan Pertobatan Ekologis”.

Retret ekologis ini dirancang untuk para aktivis CU dan Gereja Katolik di tujuh kabupaten di wilayah kerja CU Sauan Sibarrung. Yaitu, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Palopo, dan Pare-Pare.

Tanggal 24-26 Juli 2018 adalah retret ekologis yang pertama di Tana Toraja.

Kantor CU Sauan Sibarrung di Tanah Toraja, Sulsel. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

Tentang CU Sauan Sibarrung dengan dana Rp 600 milyar

CU Sauan Sibarrung didirikan 6 Desember 2006 oleh sejumlah umat Katolik. Berdiri atas prakarsa Romo Fredy Rante Taruk yang waktu itu menjabat Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Makassar.

Romo Fredy selama 15 tahun mengawal pertumbuhan dan perkembangan CU yang sekarang mempunyai 43 ribu anggota dengan dana kelolaan lebih dari 600 milyar.

CU Sauan Sibarrung mempunyai:

  • 14 cabang.
  • 163 pegawai;
  •  2 unit mobil pelayanan keliling;
  • 14 jenis tabungan;
  • 342 penggerak sukarela yang disebut Sanayoka. 

Yang pertama pakai aplikasi

Pihak pertama yang mempunyai aplikasi keuangan mobile dan ATM. Gedung kantor pusat CU Sauan Sibarrung bahkan jauh lebih megah daripada kantor cabang bank atau kantor lainnya di Makale.

CU Sauan Sibarrung juga adalah satu-satunya CU di Indonesia yang sudah memperoleh akreditasi tingkat Asia yaitu Access Branding dari The Association of Asian Confederation of Credit Union.

Manajemen profesional

Keistimewaan CU Sauan Sibarrung adalah manajemen yang profesional dan program pemberdayaan  masyarakat dan pembinaan UMKM yang setiap tahunnya menghabiskan dana lebih dari Rp 2 milyar.

CU yang diawali oleh Gereja Katolik sekarang sudah menjadi milik masyarakat umum. Anggota non Katolik jauh lebih banyak jumlahnya daripada anggota beragama Katolik.

CU lainnya juga tertantang untuk menjadi lebih baik kinerjanya. Banyak CU dari daerah lain datang untuk belajar dari CU Sauan Sibarrung.

Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’Pak Bayo-Bayo di Tanah Toraja, Sulsel dari mana banyak muncul panggilan hidup bakti. Di antara adalah Uskup Keuskupan Makassar Mgr. John Liku Ada’ juga asalnya dari wilayah ini. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr)
Ornamen-ornamen devosional di antara bukit-bukit cadas di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’Pak Bayo-Bayo, Tanah Toraja, Sulsel. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr)

Dengan menyelengarakan retret ekologis bagi parak penggiat CU Sauan Sibarrung, saya sebagai fasilitator berharap agar para peserta retret menjadi motor di berbagai lembaga dan daerah untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan membangun pertobatan ekologis.

Sampai saat ini, banyak pemimpin termasuk pemimpin agama sibuk mengajak manusia membangun relasi dengan Allah dan sesama. Kadang kali, mereka lupa membangun relasi dengan alam semesta.

Padahal menerima diri sendiri sebagai bagian dari alam semesta adalah jalan untuk membangun relasi yang mendalam dengan Allah, sesama, dan alam semesta.

Peserta retret diajak untuk mengalami keterhubungan dengan alam semesta agar kesadaran ekologis semakin tumbuh dan pertobatan ekologis dibangun.

Mencintai alam dan melestarikannya adalah salah satu bentuk pertobatan ekologis. Ini kami praktikkan dalam program retret ekologis untuk para penggiat CU Sauan Sibarrung, Tanah Toraja, Sulsel. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr)
Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’Pak Bayo-Bayo di Tanah Toraja yang banyak bertekstur karst ada di sini. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr)

Seluas 6 ha

Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’Pak Bayo-Bayo seluas 6 hektar terletak di Sangalla Tana Toraja.

Sangalla adalah salah satu lumbung panggilan yang luar biasa. Ada banyak imam dan suster berasal dari Sangala termasuk Uskup Keuskupan Agung Makassar saat ini: Mgr John Liku Ada’ yang rumah keluarganya ada di samping pusat ziarah tersebut.

“Juara” dunia setelah RRC

Pusat ziarah ini adalah bagian dari pegunungan karst Ramang Ramang yang juara dunia kedua sesudah China dalam hal ukuran dan panjangnya pegunungan karst.

Selain menemukan batuan karst yang unik termasuk batuan stalagtik dan stalagmik, juga terdapat banyak makam yang dilindungi secara terhormat selama ratusan tahun.

Moto CU Sauan Sibarrung adalah “Inde Mo Tu Gori-Gori Tang Mati” yang artinya adalah “Inilah sumber penghidupan yang tak pernah kering.”

Aneka buah di antara “kluwek” atau “kluwak” untuk bahan bumbu utama masakan rawon ada di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’Pak Bayo-Bayo, Tanah Toraja, Sulsel. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr)

Di lokasi jalan salib di pusat ziarah ini banyak pohon pangi atau kluwek atau kepayang.

Seluruh buah pohon yang matang bisa diolah dan dimanfaatkan antara lain utk menjadi makanan dan bahan makanan misalnya bumbu rawon.

Jalan salib ekologis

Jalan salib di sini adalah jalan salib ekologis dan keluarga. Berbagai aspek kehidupan keluarga dan kesadaran ekologi diangkat dan diolah secara spiritual.

Setiap tahunnya lebih dari 30 ribu orang berkunjung ke pusat ziarah ini. Semoga semua yang datang untuk berkunjung dan berziarah. (Berlanjut)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here