Home BERITA Rabu Abu di Paroki St. Agustinus Manokwari, Papua Barat

Rabu Abu di Paroki St. Agustinus Manokwari, Papua Barat

0

GEREJA St. Agustinus  di Manokwari, Papua Barat, pada hari Rabu, 10 Februari 2016, dipenuhi oleh umat. Jumlahnya berkisar sedikitnya 800-an orang.  Sore itu,  umat hadir lebih awal dari biasanya, satu jam sebelum misa. Kursi-kursi mulai terisi hingga di luar gereja. Perayaann Misa Rabu Abu yang dipimpin oleh Romo Hendricus Yuli Kurniawan CM  baru dimulai pukul 18.00 WIT.

Kekhusukan misa ini mulai teras saat lagu pembukaan Kami Hendak Menghadap Takhta Kerahiman  yang dinyanyikan oleh kelompok koor dari Lingkungan St. Laurensius dengan sang dirijen Imelda Rustam bersama umat. Iringan  organis  Laura Ayaan juga menyatu dalam lagu-lagu yang dinyayikan sehingga suasana perayaan misa terasa lebih khitmat.

Surat Gembala dari Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong Mgr. Hilarion Datus Lega dibacakan oleh Romo Hendrikus. Dalam suratnya yang berjudul “Kebaikan Hatimu Harus Diketahui Semua Orang” (Bdk Flp 4:5) tertuang dalam empat halaman.

misa rabu abu di manokwari1
Suasana misa Rabu Abu di Gereja Paroki St. Agustinus Manokwari, Papua Barat. (Dok. Agustinus Lebang)

Surat tersebut menuliskan lima hal penting yaitu:

  1. “Panggilan untuk berbuat baik” yang terdiri 7 poin kerahiman rohani dan 7 poin kerahiman jasmani.
  2. Aneka kendala dan tantangan.
  3. Pantang menyerah (merupakan nafas kesejatian hidup).
  4. Rangkaian Tahun Suci Istimewa (Kerahiman Allah).
  5. Sepenggal doa Mohon Kerahiman. Sebuah rumusan doa yang dikutib dari doa Santa Maria Faustina.

Misa Rabu Abu yang khitmad dan meriah di Gereja Paroki St. Agustinus Manokwari, Papua Barat. (Dok. Agustinus Lebang)

Dari di akhir Surat Gembala tersebut tertulis sebagai berikut: “Mengajak untuk menjadikan masa Pra Paskah kita penuh anugerah rahmat kerahiman Allah, sehingga puasa dan pantang benar-benar bermakna mendalam untuk membaharui hidup dalam Tahun Suci Istimewa Kerahiman Allah 2016”.

Lagu penutup Hanya Debulah Aku yang dinyanyikan koor dan umat mengantar para petugas kembali ke Sakristi dan seluruh umat  kembali ke rumahnya  memulai masa Prapaska tahun 2016.

Hidup pantang menyerah: tekun, ulet, sabar.

Rabu Abu tanda jatidiri manusia sebagai ciptaan yang dibentuk dari tanah dan akan kembali menjadi tanah dan debu. (Dok. Agustinus Lebang/Keuskupan Manokwari-Sorong)

 

 

 

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version