Rakorda WKRI DPD Jateng: Anggota Harus Bersinergi Pertahankan Pancasila dan Berani “Bongkar Diri”

0
1,239 views
Suasana pertemuan Rakorda WKRI DPD Jateng di Tawangmangu, Karanganyar, 24-25 Februari 2018. (Yuliana Wulandari/Sekretaris WKRI DPD Jateng)

BERTEMPAT di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Jawa Tengah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah tanggal 24-25 Februari 2018. Ketua Panitia Pengarah, Ludofica A. Sutinah dalam laporannya menyampaikan, Rakorda kali ini dihadiri Ketua Cabang dan utusan dari 18 Cabang dan satu  Sub Cabang yang masuk dalam wilayah DPD Jawa Tengah.

Total peserta yang mengikuti Rakorda adalah 61 orang dan dihadiri tamu undangan dari YDI Jawa Tengah, Plt Bupati Karanganyar dan perwakilan Dewan Paroki Karanganyar. Panitia Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggungjawab DPC Kabupaten Karanganyar.

Rakorda adalah rapat koordinasi antara Pimpinan DPD dengan Pimpinan Cabang yang ada di wilayahnya di mana inti dari rapat adalah evaluasi tengah periode program dan kegiatan yang telah dilaksanakan di wilayah kerja DPD. Dari evaluasi ini dapat diketahui apakah program dan kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan yang direncanakan pada Konferda yang lalu. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaan program dan apakah perlu perbaikan sampai pada Konferda yang akan datang.

Rakorda juga membahas tentang rekomendasi yang akan dibawa pada Konferda yang rencananya dilaksanakan tahun 2020.

Penyampaian evaluasi program oleh Bidang Pendidikan.

Wanita Katolik RI sebagai organisasi masyarakat tertua yang dimiliki oleh Gereja Katolik di Indonesia kiprahnya selama ini banyak memberikan andil bagi bangsa dan negara. Anggotanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan struktur organisasi mulai dari Pusat, Daerah, Cabang, Ranting dan Anak Ranting menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang solid dengan satu komando, didasari oleh AD-ART yang dimiliki.

Kembali ke tradisi

Namun demikian,  dalam praktik di lapangan banyak dijumpai kegiatan yang dilakukan lebih didominasi pada tradisi atau kebiasaan bukan bertitik tolak dari AD-ART. Keadaan ini menyebabkan muncul permasalahan tersendiri saat akan melakukan kegiatan.

Mengembalikan tradisi yang sudah tertanam lama bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan waktu khusus agar dapat tepat sasaran. Berangkat dari keprihatinan yang ada, DPD Jawa Tengah mencoba mengangkat tema “Penguatan Perspektif dan Penyamaan Persepsi Tentang Organisasi Wanita Katolik RI” dengan tujuan memberi pembekalan, penguatan rohani dan keorganisasian kepada pengurus dan anggota.


Ketua Panitia Pengarah Ludofica A. Sutinah saat menyampaikan laporan.

Bekerjasama pertahankan Pancasila

Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, membuka rangkaian acara Rakorda dan menjadi keynote speaker.

Mgr Rubi menekankan Wanita Katolik RI sebagai salah satu ormas katolik bersama aktivis kerasulan awam yang lain hendaknya berkerja bersama dan bersinergi mewujudkan cita-cita yang satu dan sama, yaitu mengajak seluruh warga Gereja untuk bersatu padu mendukung pemerintahan yang berjuang menjaga dan mempertahankan Pancasila serta kesatuan bangsa dengan mengembangkan pluralitas dan ke-“bhinnekatunggalika”-an, melalui cara yang berbeda-beda sesuai kekhasan masing-masing.

Pesan ini disampaikan sebagai antisipasi terhadap serangan dan ancaman kelompok-kelompok radikal dan ekstrim yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi lain dan mendirikan negara agama.

Gereja KAS berciri inklusif dan inovatif

Mgr. Rubi juga mengingatkan tentang fokus pastoral Keuskupan Aung Semarang tahun 2018 adalah mewujudkan Gereja inklusif – inovatif – transformatif yang bekerjasama sinergis dalam masyarakat multikultural demi kesejateraan bersama. Ini sebagai pengejawantahan dari ARDAS-KAS 2016-2020 yaitu sebagai gereja yang inklusif-inovatif-transformatis dan dicita-citakan dalam Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035, mewujudkan peradaban kasih di bumi Indonesia tercinta ini.

Uskup Agung KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko Pr saat menyampaikan materi presentasi.

Pembicara kedua adalah Romo Raymundus Sugihartanto Pr,  Penasehat Rohani DPD Jawa Tengah.  Romo Sugi, demikian panggilan akrabnya, menyampaikan tentang spiritualitas organisasi.

Anggota Wanita Katolik RI hendaknya belajar dari perempuan Samaria untuk selalu menjalin relasi personal dengan Yesus sebagai wujud pertobatan sejati, yaitu berani membongkar diri menyingkirkan rintangan yang menjadikan beban dalam berekspresi diantaranya kelekatan pada adat (aturan), kelekatan pada diri (kesombongan), kelekatan pada milik (kekayaan) dan kelekatan pada waktu (pengalaman masa lalu).

Romo yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Penghubung Karya Kerasulan Keuskupan Agung Semarang (PK4AS) mengingatkan bahwa Wanita Katolik RI sebagai organisasi kemasyarakatan dalam bergerak hendaknya seturut dengan Ajaran Sosial Gereja (ASG).

Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan para imam pendamping rohani WKRI DPD Jateng.

Jangan semata hanya jadi anggota

Romo YR Edy Purwanto Pr yang menjadi pembicara inti di dalam Rakorda secara implisit mengatakan bahwa organisasi Wanita Katolik RI bukan hanya sebuah wadah, maka siapa pun yang menjadi anggotanya janganlah mudah puas kalau sudah terdaftar sebagai anggota yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA), berseragam biru dan hafal mars serta himne, tetapi harus bekerja bersama untuk mencapai dan mewujudkan tujuan bersama (visi-misi bersama) dalam koordinasi pengurus di setiap tingkatan.

Lebih jauh Penasehat Rohani WKRI DPP ini menegaskan sebagai berikut:

“Sebagai ormas independen, Wanita Katolik RI tidak berafiliasi dengan kelompok atau organisasi manapun, bukan onderbow dari partai politik apa pun, dan tiap anggota wajib membayar iuran anggota yang tujuannya untuk menghidupi organisasi itu sendiri,” ungkap mantan Sekretaris Eksekutif KWI ini.

“Wanita Katolik RI adalah organisasi kader dan bukan organisasi politik,  maka organisasi wajib menyiapkan  dan mendorong anggota-anggotanya untuk ambil bagian dalam perjuangan politik (baik praktis maupun politik nurani) untuk perbaikan kehidupan dan pelayanan publik,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu hadir pula Andreas Pandiangan, dari Tim PK4AS, dan Valentinus Bambang Setyawan, Ketua FMKI Jawa Tengah. Mereka  memberi materi  pemahaman peran Wanita Katolik RI tentang Konsolidasi Komitmen dan  Konsolidasi Partisipasi yang telah dibuat oleh Komisi Kerawam KWI dalam menghadapi Tahun Politik 2018-2019.

Menjadi Pemilih yang Cerdas di Tahun Politik

Lebih lanjut Andreas yang berprofesi  dosen Unika Soegijapranata juga menjelaskan tentang program Kawal Pemilu yang dibentuk oleh PK4AS dengan melibatkan orang-orang muda. Program ini bertujuan untuk menerima pengaduan umat dan masyarakat berkaitan dengan penyelenggaraan Pilkada serentak 2018 dan Pileg/Pilpres 2019 melalui nomor Whatsapp (WA) 0877 3214 4324.

Hadapi Tahun Politik, PK4AS-FMKI Jateng Siap Kawal Pemilu

Pengambilan keputusan sebagai poin-poin rekomendasi dalam Rakorda dipimpin langsung oleh Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Jawa Tengah, MM. Nunung Purwanti.

Adapun rekomendasi yang dihasilkan di antaranya akan dibawa saat mengikuti Kongres XX di Jakarta, serta persiapan Konferda 2020 berkaitan dengan kriteria calon pimpinan dan program kerja.

Kredit foto: Yuliana R. Wulandari.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here