Ramalan Jayabaya

1
140 views
Ilustrasi.

Puncta 29 November 2024
Jumat Biasa
Lukas 21: 29-33

PRABU Jayabaya adalah Raja Kediri yang mashyur. Ia memerintah tahun 1135-1157 masehi. Kemashyurannya terwariskan dalam peninggalan berupa karya sastra, seperti ramalan Jayabaya.

Karyanya yang terkenal sampai sekarang adalah tentang nubuatan bagi tanah Jawa dan masyarakatnya.

Menurutnya, Tanah Jawa atau Nusantara akan mengalami Zaman Kalabendu (Zaman Kekacauan) dan Era Kalasuba (Zaman Keemasan). Zaman Kalabendu itu ditandai dengan suasana kacau-balau. Alam murka dengan adanya banyak bencana.

Keadaan sosial masyarakat serba terbalik. Yang benar menjadi salah, yang salah justru dibenarkan. Tata hukum dan aturan digunakan semaunya penguasa. Banyak orang pintar dan cerdas, namun justru menggunakan kecerdasan untuk mengakali, menindas orang lain.

Jayabaya pernah menulis, “Pancen wolak-waliking zaman, amenangi zaman edan, ora edan ora keduman. sing waras padha nggagas, wong tani ditaleni, wong dora padha ura-ura, beja-bejane sing lali, isih beja kang eling lan waspadha.”

(Zaman sudah gonjang-ganjing, mengalami zaman gila, kalau tidak ikut gila tidak akan kebagian, yang waras pada olah pikir, para petani pada dibelenggu, para pembohong saling bersukaria, beruntunglah bagi yang lupa, masih lebih beruntung mereka yang sadar dan waspada).

Yesus mengajak orang melihat tanda-tanda zaman dengan perumpamaan tentang pohon ara atau pohon apa pun. Jika pohon-pohon itu sudah mulai bertunas, semua orang tahu bahwa musim panas sudah dekat.

Demikian pula jika ada tanda-tanda menimpa bumi, kuasa langit bergoncang, perang antar bangsa, gempa bumi dasyat, deru samudera menggelegar, bangsa manusia alami ketakutan dan kesengsaraan, maka saatnya sudah dekat.

Yesus mengajak kita bersiap siaga, “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Yesus mengajak kita untuk bangkit dan siap siaga, selalu sadar dan bijaksana menghadapi segala kekacauan di dunia. Tetaplah percaya dan bertindak dengan bijaksana. Jangan ikut arus zaman yang tidak jelas juntrungnya.”

Hujan semalaman tidak reda,
Hawa dingin menusuk sampai dada.
Waspadalah melihat tanda-tanda,
Jangan mudah takabur dan terlena.

Wonogiri, tetap sadar dan waspada
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here