Rencana di balik Bencana

0
530 views
Rencana Tuhan atas hidupku. (Ist)

Selasa, 22 November 2022

  • Why. 14:14-20.
  • Mzm. 96:10,11-12,13
  • Luk. 21:5-11.

HIDUP memang tak selalu mudah. Kadang, kita harus melewati berbagai kesulitan yang membuat kita kadang seperti ingin menyerah.

Kadang, hal-hal negatif justru datang dari diri sendiri. Pikiran-pikiran negatif menjadikan hidup kita terasa lebih berat untuk dijalani. Padahal, kebahagiaan hanyalah perkara merubah sudut pandang atau cara berpikir kita.

Pikiran dan emosi kita hanya akan dipenuhi energi negatif saat terus-terusan memikirkan masalah yang harus dihadapi. Sementara, saat bisa menemukan pelajaran-pelajaran baik dari hal buruk yang dialami, kita pun akan merasa jauh lebih baik.

Seorang ibu mesyeringkan pergualatannya saat ditinggakan suami dan harus hidup bersama anaknya yang cacat.

“Segala yang ada di sekitar kita adalah refleksi dari diri kita sendiri,” katanya mulai syering.

“Jika kita mengalami banyak masalah dan hidup kita terkesan berantakan, mungkin lantaran kita belum bisa menempatkan diri dalam kehidupan yang kita jalani,” ujarnya.

“Diibalik ketidakberhasilan, sudah ada rencana-rencana baik yang menanti kita, bahkan dibalik bencana yang ada jalan kehidupan baru sudah dirancang Tuhan,” urainya.

“Ketika terjadi kecelakaan sekeluarga, yang merenggut nyawa suamiku dan mengakibatkan cacat pada anakku, saya waktu itu berpikir bahwa peristiwa itu menjadi hari kiamat bagiku sekeluarga,” lanjutnya.

“Peristiwa itu mengubahku menjadi perempuan yang lain sekali dibanding sebelumnya,” paparnya.

“Saya ambil alih toko, dan urusan lainnya,” ujarnya.

“Saya berusaha sekuat tenaga karena pikirku, kalau saya sampai menyerah dan terpuruk dalam duka, maka kepergiaan suamiku dan cacat anakku terasa sangat sia-sia,” ujarnya.

“Satu-satunya yang bisa mengendalikan hidupku adalah diriku sendiri,” lanjutnya.

“Sebagai manusia dewasa, saya harus bisa bijaksana menjalani hidup ini. Saat banyak masalah yang saya alami, saya yakin bahwa kewajibanku adalah menuntaskannya satu persatu,” paparnya.

“Saya ingin suamiku bangga dan tahu bahwa aku bisa melanjutkan mimpi dan perjuangannya,” imbuhnya.

“Badai yang berasal dari Tuhan itu sesaat, namun kasih-Nya hadir setiap saat,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”

Sikap paling baik dalam kehidupan yang sedang kita jalani adalah memasrahkan hidup kita setiap saat kepada tuntunan Tuhan.

Apa pun yang terjadi bahkan kematian ketika tiba-tiba menghampiri kita, jika hal itu terjadi bukanlah suatu masalah. Sebab, hidup kita ini penuh misteri.

Tugas kita adalah supaya berani hidup dan menjalaninya dengan penuh tanggungjawab serta tetap berkeyakinan bahwa kesusahan hari ini biarlah untuk hari ini.

Percayalah, sekalipun semua jalan telah tertutup, Tuhan pasti buka jalan.

Bagaimana dengan diriku? Yakinkah aku bahwa Tuhan memelihara hidupku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here