Rendah Hati dan Murah Hati

1
3,570 views

Minggu, 28 Agustus 2016
Minggu Biasa XXII
PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Sir 3:17-18.20.28-29; Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10-11; Ibr 12:18-19.22-24a; Luk 14:1.7-14

Yesus bersabda, “Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan. … Dan apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau.”

DALAM perumpamaan Yesus dari Injil hari ini kita diingatkan bahwa kita tidak sesuci dan sebaik seperti yang kita pikirkan. Yesus mengingatkan kita tentang pentingnya kerendahan hati dan kemurahan hati. Kerendahan hati dan kemurahan hati adalah keutamaan-keutamaan dasar bagi setiap orang Kristen sejati.

Pertama, kita harus merendahkan diri kita maka kita akan ditinggikan. Jangan menganggap diri kita penting dengan menduduki tempat terhormat karena minat kita sesaat. Kita harus mencari ganjaran sejati berupa kebahagiaan abadi yang datang dari hidup dalam persahabatan dengan Allah dengan mempraktikkan keutamaan kerendahan hati. Hanya orang yang rendah hati yang dapat memiliki persahabatan sejati. Kita harus memilih tempat terendah dengan melayani sesama selagi kita bisa melakukannya, sehingga kita diangkat ke tempat yang lebih tinggi di kemudian hari.

Hidup dengan rendah hati kadang sulit sebab kecenderungan kita menjadi pusat, ingin tampak sebagai yang nomor satu. Namun demikian, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa hidup dengan rendah hati merupakan pintu masuk menuju kebahagiaan sejati.

Dan yang kedua, Yesus mengajarkan kepada kita tentang kemurahan hati. Jangan bermurah hati hanya kepada orang yang dapat membalasnya. Jika kita murah hati dan hanya ingin melayani Allah semata sebagai ganti ambisi diri kita, maka Allah sendirilah yang akan mengganjar kita. Ia akan memberi kita tempat terbaik dalam rencana keselamatan-Nya.

Ia akan mengganjar kemurahan hati kita dengan menawarkan kepada kita jalan menuju kekudusan yang lebih besar. Itu berarti bahwa ia akan menyatakan kelemahan kita dan menantang kita untuk hidup lebih baik lagi. Ganjaran Allah selalu lebih baik dibandingkan yang ditawarkan dunia kepada kita karena Ia menjanjikan hidup abadi dan sukacita surgawi.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sebenarnya kita belajar rendah hati dengan menyembah Yesus Kristus. Di sana kita memberikan pada-Nya tempat pertama dalam hidup kita dan mendengarkan undangan-Nya untuk mengalahkan kelemahan kita dan bertumbuh dalam kekudusan. Apakah kita memberi tempat pertama bagi-Nya dalam hidup kita?

Tuhan Yesus Kristus, Engkau akan mengangkat kami ke dalam kepenuhan sejati hanya jika kami merendahkan diri dari menara egoisme kami. Dengan jelas Dikau menyampaikan kepada kami, kami tidak boleh mencari pujian dalam hidup ini. Bantulah kami untuk mengandalkan Dikau sepenuhnya, tidak dengan mencari diri sendiri, tetapi dengan melakukan yang terbaik yakni melayani Dikau dengan rendah hati dan murah hati kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

1 COMMENT

  1. Rahmat Tuhan. Terpujihlah Aku Tuhan Yesus.. Berilah Rahmat Kepada Hamba Mu
    Selalu rendah hati dalam Hadapi Segala Hal Apapun. Amin..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here