Renungan 30 Mei 2021 – Enam Jam Bermotor ke Stasi Niwak, Kalsel

0
343 views
Enam Jam Bermotor ke Stasi Niwak, Kalsel. (Dok. Romo Danang Sigid Pr)

BAPERAN artinya Bacaan Permenungan harian

Minggu, 30 Mei 2021: Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Bacaan

  • Ul 4: 32-34, 39-40.
  • Rm 8: 14-17.
  • Mt 28: 16-20.

Hidup itu sungguh misteri. Bukan berarti tak dapat dipahami atau tidak masuk.

Selalu ada yang lebih dalam. Hidup itu terkait dengan Sang Pencipta Agung yang tak terjangkau dengan akal, tak terpahami dan terselami seutuhnya.

Tetapi manusia adalah makhluk puncak segala ciptaan dan dicintai tanpa batas. Sang Putera menghampiri. Ia menjadikan kita putera-puteri cahaya terang.

Lewat penebusan-Nya disalib, Ia menganugerahkan  hidup abadi bagi, dicinta tanpa batas.

Roh Allah sendiri memampukan kita menanggapi cinta Tuhan. Ia sendiri memimpin manusia pada roh dan kebenaran.

Inilah kesatuan iman kita: Tritunggal Maha Kudus.

Iman adalah anugerah. Jalan kita menjumpai Alah. Dalam iman kita mengenal dan mengakui Allah. Iman mengatasi keterbatasan akal.

Iman menyatukan dan memperkaya kehidupan kita; menjadikan kita satu sebagai putra-putri cahaya abadi.

Iman menuntun kita ke jalan kebenaran dan kehidupan yakni Yesus Tuhan.

Ia menghampiri kita sehingga kita pun dimampukan membangun relasi dengan Dia; mengalami kuasa kasih-Nya; mengenal Firman-Nya.

Iman juga buah dari Roh.

Roh Kudus yang memampukan kita tinggal di dalam kasih-Nya, bersekutu dengan-Nya, dan diikutsertakan, memampukan dalam gerak mewartakan Injil-Nya: Kabar Baik.

Roh Kudus menjamin kemurnian dan keutuhan iman dalam Gereja-Nya lewat hidup dan kesaksian para rasul.

Yesus berkata, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” ay 19-20a.

Gereja merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Sebuah pengakuan iman sekaligus perutusan.

Tanpa batas

Saya berkunjung di sebuah lokasi di Stasi Niwak. Berjarak empat jam naik mobil menuju daerah Padang Griwil ke arah Tanjung, Kalsel.

Di sana ada rumah misi.

Perjalanann dilanjutka dengan motor masuk hutan sekitar lebih selama enam jam. Tentu tergantung dengan kondisi jalan. Rata-rata jalan rusak berat, terjal, dan tidak ada aspal sama sekali.

Bukit, jurang dan hutan menjadi panorama. Lengah sedikit, habislah.

Daerah itu ditetapkan menjadi daerah misi utama, misi Dayak Meratus Keuskupan Banjarmasin.

Di rumah misi ini, semua harus mampu diurus sendiri.

Selain tempat peristirahatan, juga tempat komunitas merancang bagaimana proses mendampingi, menemani dan mewartakan Injil bagi saudara-saudari Dayak kita di sana.

Menuju Niwak hanya bisa dengan kendaraan roda dua. Sistim kanibalis kendaraan tak dapat terhindar. Perjalanan ini selalu menyenangkan, tapi juga menegangkan.

Betapa tidak.

Kini, sudah 14 desa terlayani dan jalanan sudah lebih “mulus”.

Warta Injil bagi keselamatan merupakan karya kerahiman Allah sendiri.

Tak ada usaha manusia seberapa pun baik dapat membuat kita pantas menerima anugerah yang begitu luhur ini.

Allah dengan kasih-Nya menarik kita kepada-Nya dan membuat kita bersatu dengan-Nya, dalam Gereja-Nya.

Tuhan, ajari dan bentuklah kami menjadi utusan-Mu. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here