Renungan – Baptis Saja Susah

0
256 views
Ilustrasi: Baptisan dewasa saat misa Minggu Palma di sebuah Paroki Malang. (Laurentius Suryono)

Jumat, 14 Mei 2021

  • Bacaan I: Kis 1: 15-17.20-26
  • Injil: Yoh 15: 9-17.

TIDAK ada orang yang bisa memaksakan agamanya pada orang lain. Tetapi sebaliknya bahwa orang lain tidak bisa menghalangi keinginan seseorang memilih agama atau kepercayaannya.

Seorang sahabat ingin sekalli menjadi pengikut Yesus, sudah beberapa kali dia mengungkapkan keinginannya kepada kami atau pun kepada ketua bidang pewartaan paroki.

“Mengapa bapak terkesan mempersulit keinginan saya untuk menjadi orang katolik?,” tanyanya suatu ketika pada katekis yang mendampingi para ketekumen.

“Bukan begitu maksudku. Saya justru ingin kamu membuat keputusan yang matang dalam memilih jalan hidupmu, agamamu,” jawab katekis itu.

“Saya sudah mantap, meskipun pilihan ini akan membawa risiko bagiku; baik di dalam keluarga maupun di kantor,” katanya.

“Saya tahu itu. Dan saya kuatir kamu akan semakin mengalami banyak kesulitan, jika kamu benar-benar sudah dibaptis,” kata katekis itu.

“Kalau pun ada kesulitan, biar saya hadapi dan tanggung,” katanya.

Setelah berjalan cukup lama proses ketekumenatnya, tiba-tiba sahabat itu . Ia  tidak melanjutkan katekumenatnya. Ia pindah ke kota lain.

Di antara para pamong yang mempersiapkan sakramen baptis sudah berusaha menghunginya. Namun bak di telan bumi, dia tidak bisa lagi ditemui atau pun dihubungi. Semua seakan berakhir begitu saja.

Tujuh tahun kemudian, ketika saya diminta memberkati pernikahan di salah satu kota di luar Jawa, saya bertemu dengan sahabat tadi di gereja.

“Saya pindah ke kota ini. Tiga tahun lalu saya dibaptis di sini,” katanya.

“Proficiat, senang mendengarnya,” sahutku.

“Waktu itu, saya terpaksa menunda untuk dibaptis, karena orangtua dan saudara  sangat keras menentang,” katanya.

“Lalu saya putuskan bekerja di kota ini, saya tidak ingin ke gereja, namun saya berjumpa dengan teman sekantor yang Katolik, hingga saya mulai ke gereja dan akhirnya saya di baptis dan menikah di gereja ini,” katanya menceritakan jalan panggilannya.

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.”

Ketika Tuhan sudah menetapkan pilihan-Nya kita tidak akan bisa menentangnya.

Meski banyak halangan dan mungkin dengan jalan berliku, kehendak Tuhan itu akan terlaksana.

Karya Roh Kudus itu tidak bisa kita bendung dan halangi.

Apakah aku pantas menjadi sahabat Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here