Renungan – Dorongan Roh Baik

0
334 views
Ilustrasi - Pusing pikiran cari solusi atas masalah. (Ist)

Rabu, 12 Mei 2021
Bacaan I: Kis. 17: 15. 22-18:1.
Injil: Yoh. 16: 12-15.
 
SAYA kedatangan tamu seorang bapak muda yang ingin konsultasi. Bapak itu bercerita bahwa usahanya selalu bangkrut. Sudah berkali-kali dan bermacam-macam jenis usaha tidak pernah berhasil.

Menurutnya, ia sudah bekerja keras tetapi usaha tidak pernah lama. Beberapa tahun usahanya jalan, tetapi entah bagaimana kemudian semakin turun dan bangkrut.
 
Bapak itu bercerita bahwa dia baru saja bertemu dengan orang “pinter” yang dapat melihat sumber masalah yang menyebabkan usahanya selalu bangkrut.

Menurut orang “pinter” itu, sumber segala persoalan adalah isterinya.

Isterinya disebut sebagai penutup “pintu” rezekinya, maka usulannya adalah isterinya diceraikan.

Bapak itu menjadi bimbang, karena merasa bahwa apa yang dikatakan orang “pinter” itu sesuai dengan apa yang dia alami.

Sementara, ia amat mencintai isetrinya dan menurutnya isterinya juga pribadi amat baik, selalu mendukung, dan mengerti dirinya.
 
Bapak itu bertanya apa yang harus dilakukan?

Saya menegaskan bahwa perkawinan katolik tidak dapat diceraikan maka saya minta bapak menimbang-nimbang dengan baik apa yang dikatakan oleh orang “pinter” itu.

Saya meminta  bapak itu untuk melihat dengan teliti dan tenang, melihat data-data berkaitan dengan usaha-usaha yang telah bangkrut. 

Ditimbang-timbang dan dibawa dalam doa, jangan cepat-cepat mengambil keputusan.
 
Dua hari kemudian bapak itu datang lagi dan menyampaikan bahwa dia sudah sadar bahwa sumber masalah berkaitan dengan usahanya yang bangkrut bukan isterinya.

Ia sadar bahwa apa yang disampaikan orang “pinter” itu tidak benar. Ia juga bercerita bahwa dirinya sudah yakin bahwa dirinya tidak akan menceraikan isterinya.

Apa pun yang terjadi dia tetap akan mempertahankan keutuhan keluarganya.
 
Bapak itu semakin yakin dengan keputusannya setelah dalam doanya. Ia juga merasa semakin tenang dan damai, dan lebih bersemangat untuk memulai usaha yang baru.

Mendengarkan semua penjelasan bapak itu, saya mengatakan syukur kepada Allah dan mengucapkan selamat kepada bapak itu.

Saya menyampaikan bahwa bapak telah berani jujur dengan dirinya sendiri dan mau mendengarkan suara Roh Kudus.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.”
 
Bagaimana dengan Aku, beranikah aku jujur dengan diri sendiri dan mendengarkan Roh Kudus?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here