Bacaan I: Hos. 11: 1b.3-4.8c-9
Injil: Mat. 10: 7-15
BEBERAPA kali saya membaca lewat media sosial maupun mendengar langsung keluhan umat, tentang sulitnya mendapatkan pelayanan dari seorang Imam. Bahkan untuk menemui seorang imam pun mengalami kesulitan.
Sebagai contoh ada keluhan umat tentang seorang imam yang menolak memberikan pelayanan sakramen orang sakit, karena waktu itu sedang jam tidur siang. Ada imam yang menerapkan jam bertemu.
Ada jam-jam khusus dimana imam dapat ditemui dan dapat memberikan pelayanan di luar misa rutin di gereja.
Namun di balik kesulitan umat mendapatkan pelayanan dari seorang imam, umat melihat bahwa ada imam yang mudah memberikan pelayanan pada orang-orang tertentu, bahkan untuk orang tertentu ada beberapa imam sekaligus yang melayani.
Keluhan umat dan kritik umat berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, membuat saya selalu mawas diri. Aku selalu bertanya dalam diriku apakah aku sungguh sudah murah hati dalam pelayanan?
Berapa sering aku mengeluh untuk memberikan pelayanan? berapa sering aku lebih mementingkan hobiku? kepentingan pribadiku? Lebih dari pada pelayanan pada umat.
Satu pengalaman kecil yang selalu saya ingat. Waktu masih frater tinggal di Kramat VI ada keluhan dari beberapa frater terganggu dengan bunyi telephon pada jam-jam tidur siang.
Frater Krispurwono, Frater Eddy Karyanto dan Frater Sumo, menjawab: “Kalian terganggu bunyi telepon karena sedang tidur, ingat di luar sana orang masih mencari makan, bukan tidur siang.”
Kata-kata mereka itu membekas bagi saya hingga sekarang.
Sabda Tuhan hari ini sungguh-sungguh menampar saya, dan mengingatkan saya akan rahmat tahbisan yang saya terima: “Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”
Hidupku dengan segala fasilitas sebagai imam, telah kuterima dengan cuma-cuma, bukankah aku harus lebih murah hati dalam pelayananku?
Mohon doa untuk kami, imam yang lemah dan berdosa ini.
