Renungan Harian 14 Oktober 2020: Tugas

0
183 views


Bacaan I: Gal. 5: 18-25
Injil: Luk. 11: 42-26
 
LANTARAN pandemi virus corona-19, sekolah-sekolah menjalankan proses belajar mengajar dengan daring. Sudah barang tentu hal itu membuat sebuah perubahan besar bagi para pendidik dan peserta didik.

Di luar masalah perangkat untuk daring baik bagi pendidik dan peserta didik, masalah terbesar adalah proses belajar mengajar itu sendiri.

Tantangan besar bagi para pendidik adalah bagaimana dengan secara kreatif bisa menyampaikan bahan-bahan pengajaran dan pendidikan dengan menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik.
 
Sesuatu perubahan yang besar dalam proses belajar mengajar ini tidak serta merta membuat para pendidik berani mengubah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan situasi yang ada.

Tidak jarang para pendidik yang menyerah pada situasi, bertindak yang penting sudah menjalankan tugas.
 
Ada seorang guru Sekolah Menengah Pertama yang mengajar dengan cara selalu memberikan tugas meringkas. Tiga mata pelajaran yang diampu oleh guru tersebut diajarkan dengan cara yang sama. Guru tersebut memotret bahan dari buku cetak kemudian mengirimkan kepada para murid agar diringkas kemudian hasil ringkasan difoto dan dikirim ke sekolah.
 
Guru tersebut memotret tugas tanpa memeriksa apakah hasil fotonya jelas atau tidak, bisa dibaca peserta didik atau tidak.

Sering kali foto yang dikirim ke peserta didik tidak terbaca karena buram atau pada bagian lipatan buku tulisan tidak terbaca.

Sayangnya setelah mengirim tugas guru tersebut tidak menemani para peserta didik, sehingga saat para peserta didik mengalami kesulitan membaca tidak ada respon, pun kalau ada amat lama.

Ketika para peserta didik ribut minta penjelasan ke sekolah, peserta didik tidak dibantu tetapi ditegur karena berisik.
 
Sementara itu hasil ringkasan peserta didik tidak pernah mendapatkan tanggapan. Kesan yang muncul adalah guru tersebut berprinsip pokoknya sudah mengajar tanpa memperhatikan proses belajar mengajar.
 
Akibat yang muncul adalah setiap kali pelajaran guru yang bersangkutan,  peserta didik merasa terbebani, karena sudah tahu tugasnya adalah meringkas.

Bisa dimengerti rasa yang dialami peserta didik tersebut; apalagi guru yang bersangkutan mengampu lebih dari dua mata pelajaran.
 
Pengalaman di atas menunjukkan betapa dalam kehidupanku sering kali aku mencari sesuatu yang mudah bagi diriku sendiri tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan oleh sikapku. Bahkan sering kali aku dengan memberikan beban pada orang lain demi kenyamanan diriku sendiri.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan Lukas: “… Sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.”
 
Adakah aku bagian dari mereka yang dengan damai meletakkan beban pada orang lain demi kenyamanan dan kebahagiaanku sendiri?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here