Renungan Harian 14 September 2020: Harapan

0
564 views
Ilustrasi -- Salib sebagai harapan (Ist)


Pesta Salib Suci
Bacaan I: Bil. 21: 4-9
Bacaan II: Fil. 2: 6-11
Injil: Yoh. 3: 13-17
 
SUATU hari, sesudah misa sore sebagaimana biasa, saya selalu bertegur sapa dengan umat. Karena situasi pandemi ini saya bertegur sapa dengan umat dari kejauhan dan sekedar memberi salam Namaste dari jauh. Dan umat juga menyapa saya dengan cara yang sama dari kejauhan sambil mereka segera pergi.
 
Hari itu tidak seperti biasa, ada seorang bapak yang mendekati saya. Wajah bapak itu, terasa asing bagi saya, dan benarlah bahwa bapak itu datang dari kota lain.

“Pastor, selamat sore, saya bukan warga di sini, saya dari luar kota,” bapak itu menyapa saya dan memperkenalkan dirinya.

“Selamat sore Pak, selamat datang. Dalam rangka tugas atau rekreasi?,” balasku.

“Sedang kerja, Pastor. Saya sopir, ini sedang ngantar tamu,” jawabnya.

“Pastor, saya minta berkat, biar kuat,” pintanya.
 
“Pastor, saya ini korban pandemi. Saya selama ini menjalankan usaha impor barang-barang dari China dan punya beberapa mobil kecil yang kami sewakan. Kami bersyukur dengan usaha kami karena berkembang dengan baik. Kami menikmati kemapanan hidup, dapat menyekolahkan anak-anak dengan baik.”
 
“Tiba-tiba pandemi datang, semua usaha tiba-tiba berhenti. Padahal kami mendatangkan banyak barang untuk persiapan lebaran. Uang kami ada di barang, sementara tagihan pinjaman tetap harus dibayar. Belum lagi harus membayar gaji karyawan dan kebutuhan rumah tangga. Saya sungguh-sungguh kesulitan keuangan. Barang-barang yang sudah terlanjur di konsumen tidak bisa ditagih pembayarannya karena memang situasi seperti ini.”
 
“Saya sudah diambang putus asa Pastor, untung isteri saya mengajak saya untuk berdoa. Kami tidak tahu apa yang harus kami perbuat. Isteri mengajak saya untuk berdoa di depan salib. Dia mengatakan: “Pa, kita gak usah ngomong apa-apa, karena aku juga tidak tahu harus ngomong apa, tetapi kita memandang salib aja dan pasrah, pasti ada jalan.”
 
“Puji Tuhan, saya tidak sampai putus asa. Kami menjual aset-aset yang dapat segera laku meski agak rugi. Kami memberhentikan karyawan dan yang luar biasa para karyawan bisa mengerti keadaan. Kami sungguh-sungguh lega, dan kami yakin itu semua berkat salib. Bagi kami salib menjadi sumber kekuatan dan harapan.”

Bapak itu mengakhiri ceritanya.
 
“Wow, sharing yang luar biasa,” kataku dalam hati.

Betapa iman yang luar biasa ditunjukkan keluarga itu. Sebagaimana sabda Tuhan sejauh diwartakan Yohanes: “Supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.”
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here