Renungan Harian 21 Oktober 2020: Siaga

0
516 views
Siaga terus merawat bayi (ist)


 
Bacaan I: Ef. 3: 2-12
Injil: Luk. 12: 39-48

BEBERAPA tahun yang lalu, saat seorang sahabat saya baru saja mendapat anugerah anak pertama, dia mengabari saya kalau anaknya sudah lahir.

Suaranya ditelpon terdengar begitu ceria dan bangga. Saya mengucapkan selamat dan ikut berdoa untuk keluarganya.
 
Sebulan kemudian, saya main ke rumahnya untuk menengok anaknya yang baru lahir. Dalam perjumpaan itu dia banyak cerita tentang bayinya.

Seolah setiap pertumbuhan anaknya dari waktu ke waktu tidak pernah lepas dari perhatiannya.

Dia bercerita setiap detail perkembangan anaknya dengan penuh kebanggaan.
 
“Wan, aku merasakan pengalaman yang luar biasa dengan kelahiran anakku. Pengalaman syukur, bahagia dan bangga, campur aduk, wah pokoknya luar biasa,” katanya berapi-api.

“Gak capek ngurus bayi tanpa baby sitter?,” tanyaku.

“Wah, kalau pikir capek, ya capek banget, yang pasti kurang tidur. Tapi anehnya ya Wan, meski capek, kurang tidur seperti tidak terasa. Aku pergi ke kantor semangat, tidak ngantuk juga lho. Meskipun tidur saya berkurang dibanding sebelum ada anak, tetapi rasanya cukup.
 
Wan, sebenarnya kalau ngomongin capek, yang paling capek isteriku. Dia luar biasa, bisa ngurus anak hampir 24 jam. Dia tidurnya amat sedikit dan mungkin tidak pernah nyenyak. Saya heran, saat dia tidur, anaknya bergerak sedikit, dia bisa bangun. Dia peka banget dengan kondisi bayi kami.

Dia lagi tidur lelap, saat bayinya pipis, dia bisa merasa dan bangun. Wah luar biasa banget. Dia betul-betul ibu siaga 24 jam untuk bayi kami.”

Dia menutup ceritanya yang penuh kebahagiaan.
 
Kasih sayang ibu pada bayinya, menjadikan ibu mempunyai kepekaan yang luar biasa akan kebutuhan bayinya; ada ikatan rasa yang mendalam dengan bayinya.

Semua itu menjadikan ibu selalu siap sedia dan mudah digerakkan oleh kebutuhan bayinya. Cinta yang mendalam menjadikan ibu menjalani semua itu dengan ketekunan dan kesetiaan yang luar biasa.

Semua itu dilakukan dengan kebahagiaan sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan rasa lelah.
 
Andai hubunganku dengan Tuhan seperti ibu dan bayinya itu, betapa aku akan selalu siap sedia dan tekun dalam berjaga-jaga.

Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Lukas: “Hendaklah kalian juga siap-sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka.”
 
Semua itu dasarnya adalah kasih yang mendalam; maka pertanyaannya, adakah kasih dalam diriku  yang begitu mendalam pada Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here