- Bacaan I: Kis. 28: 16-20. 30-31
- Injil: Yoh. 21: 20-25
BEBERAPA waktu yang lalu ketika di negeri ini marak demonstrasi, ada tayangan di televisi wawancara dengan peserta demo. Beberapa peserta demo ditanya mengapa ikut demo dan untuk apa demo ini?
Beberapa peserta yang ditanya umumnya menjawab bahwa dirinya tidak tahu demo ini untuk apa dan tuntutannya apa.
Mereka umumnya menjawab ikut demo karena ikut-ikutan teman.
Beberapa waktu yang lalu sempat booming K-pop di kalangan anak muda. Mereka mengidolakan artis-artis Korea dan berdandan ala mereka. Kebanyakan dari anak muda yang ikut gaya “kekorea-korea’an” tidak tahu dimana baik dan menariknya dari artis-artis Korea ini.
Kenapa ikut gaya mereka? Jawabannya adalah ikut-ikutan atau karena “ngetren”.
Dari dua kisah di atas menunjukkan betapa banyak di antara kita mengikuti sesuatu atau seseorang lebih karena alasan ikut-ikutan atau tren; dari pada kesadaran akan nilai luhur yang mau diperjuangkan.
Persoalannya ketika orang ikut-ikutan atau ikut tren, seringkali terbawa euforia massa, sehingga sering menjadi tidak sadar bahwa dirinya sedang ikut-ikutan.
Hal seperti itu sering tidak akan bertahan lama, hanya sekilas saja.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan oleh Yohanes, Yesus bersabda kepada Petrus: “ikutlah Aku.”
Dan Petrus mengikuti Dia. Kalau Yesus bersabda kepadaku: “Ikutlah Aku.” Apa jawabku dan apa yang kuperbuat?
Sekarang ini aku menyebut diri sebagai pengikut Kristus. Pertanyaanya adalah apa yang mendasari aku mengikuti Kristus.
Aku ikut Kristus karena ikut-ikutan? Tren? Atau ada nilai luhur yang kuperjuangkan? Nilai luhur apa yang aku perjuangkan?
Andai aku mengikuti Kristus tidak mendapatkan keuntungan yang sekarang ini dapat kunikmati, dan bahkan Ia menunjukkan kesulitan dan tantangan serta penderitaan sebagai konsekuensi mengikuti Dia, masihkah aku mau mengikuti Dia?