Renungan Harian 31 Mei 2020 Hari Raya Pentakosta: Daya Pengampunan

0
960 views
Ilustrasi Ikatan perkawinan yang benar dan sah menurut Gereja adalah relasi personal antara seorang pria dan perempuan. (Ist)
  • Bacaan I: Kis. 2: 1-11
  • Bacaan II: 1Kor. 12: 3b-7.12-13
  • Injil: Yoh. 20: 19-23

BEBERAPA tahun yang lalu, saya memimpin Perayaan Ekaristi untuk pesta perak perkawinan seorang teman. Saya dan banyak teman lain mengenal pasangan ini sebagai pasangan yang serasi, rukun dan damai.

Selain itu pasangan ini amat perhatian ke semua teman dan banyak membantu teman lain.

 Saat kotbah, saya meminta pasangan ini untuk sharing, pengalaman yang menarik dari pasangannya. Teman saya seorang bapak yang dikenal baik dan saleh ini, memulai sharingnya dengan mengatakan bahwa yang menarik dari istrinya adalah pengampunannya.

 Ia berkisah bahwa dirinya dulu tidak seperti yang teman-teman kenal sekarang ini. Ia berkali-kali selingkuh, mengkhianati istrinya. Dan setiap kali ia meminta maaf, istrinya selalu memaafkan. Hingga suatu titik ia merasa malu dengan istrinya karena selalu jatuh dalam kesalahan yang sama.

Ia mengatakan kepada istrinya: “Aku sudah gak pantas lagi untuk menjadi suamimu, sudah terlalu banyak luka yang telah saya buat. Saya sudah gak berani lagi untuk meminta maaf karena sudah terlalu sering. Sekarang sebaiknya saya keluar dari rumah ini agar tidak lagi menyakiti kamu.”

“Jangan pergi. Ini rumah kita. Ayo kalau mau kita perbaiki hubungan kita. Kita mulai dari nol lagi. Kita lihat ke depan,” jawab istrinya.

Jawaban istrinya ini menjadikan dia seperti orang yang disentak. Ia merasakan cinta istrinya yang begitu luar biasa.

Sejak saat itu ia berubah, tidak lagi selingkuh, dan hidup sebagai manusia yang baru. Istrinya juga melihat bahwa suaminya seperti lahir kembali.

Hidupnya menjadi lebih bersemangat dan penuh gairah menatap hari-harinya.

 Kekuatan daya pengampunan istrinya menjadikan dirinya menjadi manusia baru. Daya pengampunan mampu menghidupkan dirinya lagi. Mampu membuat dirinya merasakan kasih yang tulus dan murni, sehingga membuat gairah hidupnya berkobar-kobar lagi.

 Itulah salah satu karunia Roh Kudus yaitu hidup baru melalui kekuatan daya pengampunan.

Sebagaimana sabda Tuhan hari ini: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jika kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

 Daya untuk mengampuni telah dicurahkan kepada kita, namun dalam hidup sehari-hari betapa sulit pengampunan itu tercurah dariku bagi orang lain.

Betapa aku lebih senang menyimpan dendam dan rindu untuk melampiaskan dendam itu, dari pada aku membuka kran pengampunan.

Pertanyaan besar adalah kemana daya Roh Kudus yang telah dicurahkan dalam diriku lewat Sakramen Babtis dan Penguatan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here