Renungan Minggu Biasa ke-23: Mengikuti Yesus dengan Segenap Hati

0
718 views
Ilustrasi: Yesus dan para murid. (Ist)

I: Keb 9: 13-18, II: Flm 9b-10; 12-17; Luk 14:25-33.

Bacaan Pertama menegaskan: Hanya orang yang jujur dan terbuka hatinya akan mengenal Kebijaksanaan Allah dan menentukan sikap terhadap keselamatannya.

Roh Allah yang dikaruniakan kepadanya akan membuat dia bebas bergerak, memberi penerangan arah pandangan dalam hidup dan menopang perjuangan sehingga hidup dan diri bermutu bagi Tuhan dan sesama.

Kepada Filemon, St. Paulus mau mengingatkan bahwa sikap iman yang benar kepada Kristus, musti ditunjukkan juga dengan menerima kembali Onesimus, bukan sebagai hamba, melainkan sebagai saudara. Sering kali, kita memperlakukan sesama sebagai bawahan, hamba dan bukan saudara.

Tuhan Yesus menegaskan kepada kita bahwa turut serta bersama Yesus tidaklah memadai. Orang harus mengambil sikap tegas dan sungguh-sungguh dalam mengikuti Yesus, dan mempertahankan keputusan itu, walau dalam penderitaan sekalipun. Tuhan mesti menjadi yang pertama dan utama dalam hidup kita.

Syarat mengikuti Yesus: “Membenci” bapanya, ibunya, istri, anak, saudara dan saudari, dan juga nyawanya sendiri.

Selain itu, orang yang mau ikut Yesus harus siap memikul salib kehidupannya sendiri. “Membenci” dalam konteks injil hari ini bukan berarti tidak mengasihi, melainkan demi Kristus dan demi mengikuti Dia, kita harus siap meninggal segala sesuatu, siap rela menderita, memanggul salib, bahkan rela kehilangan nyawa sendiri. Orang yang tidak memenuhi syarat itu, dia tidak layak menjadi murid Yesus.

Doaku: Tuhan Yesus, bukalah hatiku untuk siap mengikuti Engkau, menjadikan diri-Mu yang pertama dan terutama dalam hidupku, dan menyanggupkan saya untuk siap meninggalkan segala sesuatu, memanggul salib dan rela kehilangan nyawaku.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here