RIP Kardinal Angelo Sodano, Benteng dan Komunikator Vatikan

2
432 views
RIP Kardinal Angelo Sodano GCC - Menlu Vatikan dan Ketua Dewan Kardinal Vatikan.

KABAR duka datang dari lingkaran dalam Tahta Suci Vatikan. Pada hari Jumat tanggal 27 Mei 2022 waktu WIB telah meninggal dunia di sebuah RS di Roma:

  • Kardinal Angelo Raffaelle Sodano GCC (1927-2022).

Beliau meninggal dalam usia 94 tahun. Karena terjangkit virus corona. Hasil tes Covid-19 menunjukkan bahwa beliau memang terpapar covid.

Almarhum mengalami pneumonia sejak awal Mei 2022 dan sejak itu pula, ia dirawat di RS hingga meninggalnya pada hari Sabtu waktu Italia.

Dalam sebuah pesan pribadinya melalui jaringan komunikasi Telegram, Paus Fransiskus menyatakan dukacitanya. Ia memuji ketangkasan almarhum selama bertahun-tahun menjadi Menlu Vatikan (1991-2006).

Selain menjadi Kepala Sekretariat Negara Vatikan (yang dalam terminologi modern sering disebut Menlu Vatikan), almarhum Kardinal Angelo Sodano juga menjadi Ketua Dewan Kardinal.

Usai memasuki usia pensiun dari jabatan penting sebagai Ketua Dewan Kardinal mulai akhir tahun 2019 lalu, sosok almarhum Kardinal Sodano masih disegani dan pengaruhnya masih terasakan di jagad politik dan pemerintahan Vatikan.

Pertama kali terjadi di Vatikan sejak tahun 1828

Almarhum Kardinal Sondano menjadi orang pertama di Vatikan sejak tahun 1828 dengan menduduki dua jabatan sangat penting dan strategis di tahta pemerintahan Vatikan: sebagai Ketua Dewan Kardinal sekaligus Menlu Vatikan.

22 Juni 2006, Paus Emeritus Benedictus XVI menerima pengunduran diri Kardinal Sodano dari jabatannya sebagai Menlu Vatikan dan efektif mulai efektif berlaku sejak 15 September 2006.

Kariernya sebagai diplomat Vatikan dimulai sejak tahun 1959; antara lain dengan menjadi Nuncio di Chile, Amerika Latin, kurun waktu tahun 1978-1988.

Pada tanggal 21 Desember 2019, ia mengajukan pengunduruan dirinya sebagai Ketua Dewan Kardinal dan permohonan ini disetujui oleh Paus Fransiskus.

Konon, motif undur diri ini karena dia membela kasus perundungan seksual yang dilakukan oleh seorang imam di kelompok organisasi awam Katolik.

Vatikan menyebut alasan lain di balik keputusannya untuk mundur: usia tua.

Anak politisi

Ia lahir tanggal 23 November 1927 sebagai anak kedua dengan lima orang bersaudara dari pasutri Giovanni dan Delfina Sodano di Isola d’Asti.

Ayahnya boleh dibilang seorang politisi dari Partai Demokrat Kristen dan bahkan pernah menjabat sebagai Wakil Fraksi Partai Demokrat Kristen di Parlemen Italia selama tiga kali periode (1948=1963).

Setelah rampung studi filsafat dan teologi di Seminari Asti, Sodano muda menerima Sakramen Imamatnya dan ditahbiskan imam oleh Uskup Penahbis Umberto Rossi pada tanggal 23 September 1950.

Selepas tahbisan, ia mengampu karya pastoral parokial dan mengajar teologi di Seminari Tinggi Asti.

Ia meraih dua gelar doktor di Universitas Gregoriana bidang teologi dan di Univeristas Lateran di bidang Hukum Gereja.

Karena berkarier sebagai diplomat Vatikan, ia memutuskan studi lanjut di Pontifical Ecclesiastical Academy tahun 1959 dan sejak itu menerima penempatan tugas diplomatik. Mula-mula sebagai Sekretaris Nuncio Kedubes Vatikan di sebuah negara di kawasan Amerika Latin.

Sebagai diplomat Vatikan, Kardinal Sodano sangat lancar bicara berbagai bahasa asing antara lain Inggris, Jerman, Perancis, dan Spanyol.

Selenggarakan konklaf 2013 yang menghasilkan Paus Fransiskus

Ia diangkat oleh Paus Johannes Paulus II untuk menggantikan Kardinal Agostino Casaroli sebagai Menlu Vatikan sejak tanggal 29 Juni 1991.

Sebagai Ketua Dewan Kardinal dan semasa sede vacante pasca pengunduran diri Paus Benedictus XIV, Kardinal Sodano lalu memanggil seluruh Kardinal di seluruh dunia untuk segera datang ke Vatikan. Untuk satu tujuan yakni segera mengadakan konklaf – proses pemilihan Paus baru.

Sayang bahwa Kardinal Sodano sendiri malah tidak masuk “kriteria” untuk boleh dipilih menjadi Paus. Padahal, Kardinal Sodano inilah yang secara resmi membuka Perayaan Ekaristi mengawali proses konklaf untuk pro eligendo Pontifice. Juga pihak yang secara resmi memasangkan “Ring of the Fisherman” -cincin pastoral di jari manis Paus Fransiskus.

Konklaf tahun 2013 berakhir dengan kesimpulan “habemus papam” dan yang terpilih menjadi Paus adalah Kardinal Jorge Maria Bergoglio dari Argentina –kini menjadi Paus Fransiskus.

PS: Diolah dari CNN.

2 COMMENTS

  1. Menjadi media yg berimbang & mencerdaskan adalah panggilan utama bagi semua pihak yg menyajikan berita. Misi penulis kepada pembaca sah-sah saja, tapi akan sangat tidak elok kalau terlalu menyanjung tinggi suatu sisi baik dan menutupi “dgn silat bahasa” sisi jelek yg ada.

    Untuk tokoh Sua Excelencia Angelo Sodano ini, kenapa tidak disebutkan dengan gamblang bahwa ia yg menjadi pembela & pelindung benteng bagi seorang pastor dari Mexico: Marciel Macial? Seorang pastor yg menyimpan 4 gundik dan mempunyai banyak anak, yg melecehkan seminaris muda & secara medis sudah terbukti kecanduan obat terlarang? Dikatakan media barat (Reuters, NYC, dll) bahwa Sua Excelencia Sodano ini mencoba menutupi kasus Pastor Marciel Macial sejak jabatan strategis nya dari jaman YP II & Benediktus XVI. Bahkan dikatakan mundurnya Benediktus XVI karena tekanan Sodano untuk “membela” kasus & pastor ini. Ironis nya, Marciel sejak awal dibela oleh Sodano karena pastor Mexico ini menjadi pengumpul dana donasi yg besar.

    Kenapa bisa orang yg sudah pensiun masih memegang pengaruh pada pemangku pemerintahan yg ada? Apakah masih haus kekuasan atau sebetulnya dia yg ingin jadi pemimpin?

    Jadi ternyata, dibalik layar & sampai sekarang, kebenaran & keadilan lebih rendah dari uang di politik tubuh Mempelai Kristus ini. Tidak heran kondisi di Eropa: bagunan gereja2 megah sampai ke langit, tapi kosong karena kekecewaan umat.

    Kebenaran harus disuarakan secara gamblang, tegas & no compromize untuk membuka wawasan & mendidik para pembacanya, tidak sekedar menutupi sisi gelap & terlalu membela yg keliatan dengan berkelit bahasa.

    Ada yg berkata:
    “Kalau kau sama dengan mereka, apa beda nya kau dengan Dunia ini? “

    • sunber berita yang menjadi acuan tulisan di atas tidak menyebutkan data yang bapak sebutkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here