Romo Mikael Soegito Selalu Siap Menolong

0
423 views
Romo Michael Soegito Pr (1920-2020)

Puncta 13.01.21
Kamis Biasa I/C
Markus 1: 40-45

KESEDIAAN untuk menolong dihayati oleh Romo Mikael Soegito almarhum. Dia tidak pernah menolak, jika dimintai pertolongan.

Suatu hari, dia dijemput untuk misa di suatu lingkungan. Romo sudah siap dengan jubah putihnya. Berangkatlah dia bersama mobil penjemputnya.

Tidak berapa lama, datang tamu lain mencari dia. Katanya sudah janjian dengan romo untuk misa.

“Lho tadi sudah berangkat misa di lingkungan sana itu?” saya menjelaskan. “Bukan romo, ini misa memule di lingkungan kami,” kata bapak yang menjemput belakangan.

Akhirnya saya menggantikan beliau, karena waktu misanya bersamaan.

Romo Soegito tidak mau mengecewakan orang. Ia selalu mau kalau diminta sesuatu. Yang penting bisa menolong orang.

Kebaikannya ini sering dimanfaatkan orang. Dia sering ditipu banyak orang yang datang minta pertolongan.

Dia pernah berkata, “Lebih baik ditipu daripada menipu orang lain.”

Romo Soegito mudah berbelaskasih. Ia tidak pernah mengeluh dan siap membantu. Selagi masih mampu, ia selalu siap sedia membantu.

Romo Soegito selalu berkata “inggih” (Ya). Jarang sekali berkata tidak atau menolak.

Bacaan hari ini mengingatkan saya pada sosok Romo Soegito yang selalu siap menolong.

Ada orang kusta yang datang kepada Yesus. Ia berlutut dan memohon, “Tuan, kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”

Yesus mengulurkan tangan dan menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.”

RIP Romo Michael Soegito Pr – Imam Diosesan KAS

Hati Yesus penuh belaskasihan kepada orang yang menderita. Yesus hanya ingin orang mengalami keselamatan dan kebahagiaan.

Tidak memikirkan motivasi lain. Menolong ya hanya ingin menolong, tanpa pamrih, tidak ingin mencari pujian atau penghormatan.

Oleh karena itu, Yesus menyuruh orang kusta itu datang kepada imam.

Dia berpesan, “Janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi perlihatkanlah dirimu kepada imam.” Ia tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi. Yesus tidak ingin dipuji dan dihormati.

Sikap Yesus ini mengajarkan kepada kita untuk selalu berbelaskasih kepada mereka yang menderita. Mari kita belajar berkata, “Ya, aku mau.”

Kita juga diajar untuk menolong tanpa pamrih, tidak mencari pujian atau penghormatan.

Kalau kita masih jengkel, marah atau menggerutu pada mereka yang ditolong, kalau mereka tidak mengucapkan terimakasih.

Nah, itu rambu-rambu kalau kita masih mencari penghargaan dan ingin dihormati.

Bisa jadi, ungkapan Romo Soegito, “lebih baik ditipu daripada menipu” muncul dari semangat ketulusan tanpa pamrih.

Tidak mencari pujian dan hormat, bahkan jika kebaikan kita ini disalahgunakan atau dimanfaatkan orang lain sekalipun.

Hati tetap legawa, lepas bebas tidak ada syak prasangka.

Dari Palembang ke Prabumulih.
Hati riang tidak pernah sedih.
Marilah memberi tanpa pamrih.
Selalu siap melayani tanpa pilih-pilih.

Cawas, selalu riang gembira….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here