Rumah Kemurahan

0
52 views
Yesus menyembuhkan orang lumpuh di kolam Bethesda, a Russian icon

Selasa, 1 April 2025

Yeh. 47:1-9,12.
Mzm. 46:2-3,5-6,8-9.
Yoh. 5: 1-3a.5-16

KOLAM Bethesda, yang berarti “Rumah Kemurahan,” adalah tempat yang sering dikunjungi oleh mereka yang sakit dan membutuhkan kesembuhan.

Di tempat itu, ada harapan yang muncul setiap kali airnya bergoncang, diyakini sebagai tanda bahwa siapa pun yang pertama masuk ke dalamnya akan sembuh. Namun, di balik harapan itu, tersembunyi kenyataan pahit: tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama.

Salah satu kisah yang paling menggugah dari Kolam Betesda adalah tentang seorang pria yang telah terbaring sakit selama 38 tahun. Ia berharap, menanti, tetapi selalu kalah cepat dari orang lain.

Ia mengalami kekecewaan yang mendalam, melihat kesembuhan yang begitu dekat tetapi tetap tak tergapai. Mungkin ia merasa dilupakan, tak berdaya, dan putus asa.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?”

Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”

Pria itu, menaruh harapan pada goncangan air kolam, menunggu kesempatan untuk sembuh. Namun, setiap kali air itu bergoncang, orang lain selalu lebih cepat darinya. Tahun demi tahun berlalu, dan harapan itu semakin samar, berganti dengan keputusasaan.

Bayangkan betapa berat hidupnya. Setiap kali air kolam bergejolak, hatinya bergetar dengan harapan yang kembali pupus. Ia ingin sembuh, tetapi tidak berdaya. Ia hanya bisa menyaksikan orang lain menerima pemulihan yang ia idamkan. Betapa kesedihannya mengakar dalam keheningan penderitaannya.

Kekecewaan dan rasa putus asa itu, hilang sirna saat Yesus datang. Yesus melihat, memahami, dan berbelas kasih. Tidak seperti harapan yang selama ini digantungkan pada kolam, Yesus datang membawa kesembuhan sejati.

Dengan satu perkataan, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah,” kehidupan pria itu berubah selamanya. Ia tidak lagi harus bergantung pada air kolam yang bergoncang, karena Sang Sumber Kehidupan telah hadir di hadapannya.

Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mengandalkan pengharapan duniawi, tetapi percaya kepada Yesus yang memiliki kuasa penuh atas hidup kita.

Seperti pria di Bethesda, kita mungkin merasa terjebak dalam penderitaan yang panjang, menunggu sesuatu yang tampaknya tidak pernah datang. Tetapi Yesus hadir, dan ketika Ia datang, Ia tidak hanya membawa harapan, Ia membawa kepastian pemulihan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku merasa tertinggal, tak terlihat, atau dilupakan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here