Rumah Tuhan

0
269 views
Ilustrasi: Mengalami penglihatan. (Ist)

Renungan Harian
Senin, 7 Februari 2022
Bacaan I: 1Raj. 8: 1-7. 9-13
Injil: Mrk. 6: 53-56
 
BEBERAPA saat yang lalu sepulang gereja, saya mendengar ibu-ibu sedang asik ngobrol. Dari wajah mereka nampak bahwa mereka sedang serius. Ketika saya mendekat ibu-ibu itu, saya menyapa mereka,: “Wah, seru amat ini ngobrolnya.”

“Iya Romo, ini kami lagi cerita-cerita. Beberapa dari kami pernah mengalami pengalaman aneh di dalam gereja,” jawab salah satu ibu.

“Wow, mendapatkan pengalaman penampakan? Wah boleh dong saya mendengar ceritanya,” jawab saya.
 
“Begini Romo, waktu saya sedang doa di gereja, tiba-tiba saya merinding dan bulu kuduk saya berdiri semua, jadi saya langsung lari keluar,” salah seorang ibu bercerita.

“Lho ibu melihat apa atau mengalami apa dalam doa?” tanya saya.

“Tidak Romo, itu berarti ada roh halus yang mengganggu,” jawab ibu itu.

“Saya juga mengalami Romo, waktu saya sedang sendirian di gereja, dan sedang berdoa, tiba-tiba saya melihat bayangan hitam. Wah Romo saya langsung lari keluar gemeteran,” ibu yang lain bercerita.

“Romo, memang sudah banyak yang cerita bahwa di gereja kita itu ada sosok perempuan yang sering menampakkan diri pada beberapa orang. Tetapi sekarang-sekarang ini kok gak pernah lagi,” ibu yang lain menambahi.

“Walah, ibu-ibu ini aneh, di gereja bukan mengalami Tuhan, malaikat, atau Orang Kudus, tapi kok malam mengalami setan,” jawab saya dengan tertawa.

Semua, orang Katolik tahu dan selalu mengatakan bahwa gereja adalah rumah Tuhan. Artinya dalam pemahaman ini orang  sadar bahwa di gereja menjadi tempat untuk memuji, menghormati dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan.

Namun menarik mendengar kisah para ibu tadi, dan kiranya masih banyak kisah-kisah lain yang kurang lebih sama.

Dengan begitu menjadi kontradiktif, di dalam rumah Tuhan, yang mereka mengerti bahwa itu tempat dimana Tuhan bersemayam, seharusnya mengalami Tuhan tetapi justru yang dialami adalah pengalaman setan. Kiranya bukan masalah gerejanya “angker” akan tetapi pemahaman banyak orang lebih mudah untuk mengidentifikasi setan dibanding mengalami sebuah pengalaman rohani yang mendalam di dalam gereja.

Kiranya ada budaya-budaya yang masuk dalam pemahaman mereka tentang roh-roh halus yang diterjemahkan sebagai setan.
 
Pengalaman iman akan Tuhan membutuhkan pengalaman-pengalaman sederhana yang riil agar umat mengalami Tuhan sungguh-sungguh.

Dengan mengalami Tuhan akan membantu umat untuk semakin mengenal Tuhan secara personal. Dalam perjalanan waktu umat akan menemukan dan mengalami Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari, tidak tergantung dengan tempat tertentu.

Dan dalam pengalaman itu, gereja menjadi tempat yang special karena di gereja menjadi tempat yang khusus untuk mengalami Tuhan dalam doa dan peribadatan serta persekutuan dengan saudara-saudarinya seiman.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Kitab Raja-Raja: “Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagiMu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
 
Bagaimana dengan aku? Mana yang lebih mudah? mengalami Tuhan atau Setan?
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here