Rumah Tuhan

0
1,476 views

“Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah (Tuhan) ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hag 1, 4) 

TADI siang saya lihat dua beberapa karyawan memperbaiki lantai. Lantai di ruang dapur dan ruang Komdik pada masuk angin, sehingga menggelembung dan akhirnya dibongkar. Beberapa keramik pecah dan tidak bisa dipasang lagi, sehingga dicarikan keramik lain dengan warna yang berbeda.

Kerusakan dalam sebuah rumah selalu saja terjadi. Banyak orang mengalami hal ini dan biasanya segera memperbaikinya. Banyak orang berusaha agar rumahnya tidak mudah rusak. Mereka membangun rumahnya dengan perencanaan matang. Mereka memilih bahan-bahan yang kualitasnya bagus; mencari pekerja yang bisa dipercaya; merancang ruang-ruang dengan baik; merancang tampilan yang indah.

Saat ini banyak orang mempunyai rumah yang bagus dan indah serta kuat. Namun demikian, banyak juga rumah-rumah yang besar, bagus dan indah sering kosong atau tidak ada penghuninya, selain penjaga atau pembantu. Pemiliknya telah meninggalkan rumah-rumah yang bagus: ada yang pulang kepada orang tuanya; ada yang tinggal di tempat istri mudanya; ada yang pindah ke kota lain. Ada juga rumah bagus yang masih diperebutkan atau disengketakan. Rupanya lebih mudah membangun sebuah rumah yang besar, indah dan bagus dibandingkan dengan membangun Rumah Tuhan.

Rumah Tuhan tidak hanya tempat untuk beribadat, tetapi Rumah Tuhan juga menunjuk pada diri dan pribadi setiap orang. St. Paulus mengajarkan bahwa bait Allah adalah “kamu.” Dalam diri kita, Allah hadir dan bersemayam. Namun demikian, banyak orang sering tidak memikirkan secara serius usaha untuk membangun baik Allah ini. Bahkan banyak orang membiarkan Rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan karena kesombongan, ketidaksetiaan, ketidakjujuran, iri hati dan dengki. Dosa dan kejahatan telah membuat Rumah Tuhan hancur dan runtuh. Banyak orang telah membiarkan keruntuhan itu berlarut-larut, tanpa usaha dan kemauan untuk memperbaikinya lagi.

Rumah Tuhan macam apakah diriku ini? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here