SEMUA berawal dari mandat Ketua Yayasan Pendidikan Karmel, Romo Bonifasius Hudiono Pr yang menginginkan agar semua Kepala Sekolah dari 75 sekolah yang dinaungi Yayasan Pendidikan Karmel Keuskupan Malang tidak membeli pohon natal jelang natal. “Kreatiflah dengan apa yang ada. Modal minimalis, hasil maksimal,”ujar Romo Boni kepada Sesawi.net.
Lalu dengan bahan tas plastik atau plastik kresek, kertas warnan-warni bekas, botol bekas, kayu dan kawat-kawat bekas, plastik bekas mi instan, kertas-kertas yang tidak terpakai di kelas, kantor maupun ruang guru semua unsur sekolah mengikuti lomba membuat pohon natal antarkelas. Selain pohon natal, hiasan natal untuk beberapa tempat seperti dinding juga dilombakan.
Salah satu sekolah yang bekerja sama dengan Anak-anak Terang (AAT) adalah SD Katolik Bhakti Rogojampi, Banyuwangi. Semua murid yang terdiri dari 86 siswa, guru dan karyawan yang jumlahnya sekitar 12, Komite dan Paguyuban 12 orang di sekolah ini, semua tak ketinggalan memeriahkan acara ini.
“Tujuan kegiatan ini utamanya merayakan natal 2017. Tujuan lain menanamkan ke jiwa anak-anak bahwa tidak semua barang bekas tidak menarik atau tidak dapat dipakai lagi. Selain itu, juga menciptakan sinergi yang baik antarwarga sekolah dalam hal ini guru, murid, paguyuban dan komite,”ujar Romo Boni.
Kegiatan ini, menurut Boni juga bertujuan membuka pikiran anak zaman sekarang agar kreatif berusaha menciptakan karya sendiri karena anak zaman sekarang cenderung suka hal-hal yang instan,kata Boni.
Kepala Sekolah SDK Bhakti Rogojampi Rion Moll Kondou mengatakan, lomba memang sudah usai karena diadakan hanya tiga hari dari 12-14 Desember 2017, namun pengumuman pemenang baru disampaikan 9 Januari 2018 mendatang.