Sabda Hidup: Jumat, 19 Februari 2016

0
1,010 views

Hari Biasa Pekan I Prapaskah

warna liturgi Ungu

Bacaan

Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26. BcO Kel. 12:21-36

Bacaan Injil: Mat. 5:20-26.

20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Renungan:

BERSAUDARA itu indah. Keindahan itu tampak kala keluarga-keluarga berkumpul. Ada canda ria di antara mereka. Suasana akrab sungguh menambah keindahannya. Keakraban mereka pun memberikan kegembiraan orang yang melihatnya. Setiap orang merindukan keindahan bersaudara.

Namun kadang suasana persaudaraan itu terusik. Perselisihan antar pribadi bisa merusak keindahan persaudaraan. Kadang perselisihan itu berlangsung lama dan makin terasa tajam.

Tentu kita tidak bisa lepas dari kemungkinan konflik. Konflik selalu ada dalam kehidupan manusia. Namun rasanya layak kita mesti segera menyelesaikan konflik sebelum ia berkembang dan semakin tajam. Yesus pun mengatakan, “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Mat 5:23-24). Bersaudara tetap menjadi sesuatu yang penting bagi Yesus. Marilah kita meneguhkan persaudaraan kita.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu dengan saudara-saudarimu. Keakraban dengan mereka. Berdamai dengan yang berselisih.

Refleksi:

Bagaimana menjaga keindahan bersaudara?

Doa:

Tuhan tumbuhkanlah jiwa untuk berdamai dan menjaga keutuhan dan keindahan keluarga. Amin.

Perutusan:

Aku akan berdamai dengan saudaraku yang lagi bermasalah denganku. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here