Sabda Hidup: Minggu, 1 Januari 2017

0
509 views
ilustrasi (Ist)

HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH

Hari Perdamaian Sedunia

warna liturgi Putih

Bacaan: Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21.

BcO Ibr2:9-17

Bacaan Injil: Luk. 2:16-21.

16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Renungan:

Mungkin kita pernah mengalami peristiwa-peristiwa istimewa dan besar dalam hidup kita. Ada di antara kita yang tertegun ketika mengalaminya. Ada juga yang bersorak gembira menyambutnya. Apapun ekspresi yang muncul peristiwa tersebut menggoreskan tinta yang tajam pada sejarah hidup manusia.

Maria mengalami peristiwa besar dalam hidupnya. Ia mengandung dan melahirkan Putera Allah. Kelahiran sang Putera pun terlaksana bukan dalam suatu cara yang biasa. Ia dilahirkan kala sensus penduduk pertama di dunia dilangsungkan. Tempatnya pun hanya kandang hewan. Walau tak mewartakan apa-apa, para gembala datang dan memuji kelahiran sang Putera. Peristiwa-peristiwa tersebut menghadirkan sejuta makna dalam hidup Maria. Menyikapi itu, “Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19).

Menyikapi peristiwa besar dalam hidupnya Maria diam, menyimpan dalam hati dan merenungkannya. Tidak ada sorak sorai dalam kata dan tingkah laku Maria. Peristiwa besar yang dialami perlu didalami dalam batinnya dan direnungkannya. Pembatinan Maria ini mengantarkannya sebagai ibu seperti ibu umumnya. Ia mendidik anaknya dan mengantarkannya bertemu dengan aneka tradisi hidup, budaya dan agama. Maria tetap Maria. Ia seorang ibu yang berhati dan beriman mendalam.

Kontemplasi: Bayangkan sikap ibu Maria menanggapi dan menghadapi rencana Tuhan.

Refleksi: Bagaimana menyikapi peristiwa-peristiwa besar dalam hidupmu?

Doa: Tuhan Allah kami, semoga kami pun mampu mengolah segala pengalaman hidup kami dengan baik. Semoga kami menyediakan waktu untuk membatinkan dan merenungkannya. Amin.

Perutusan: Aku akan membatinkan dan merenungkan pengalaman hidupku. -nasp-

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here