Sabda Hidup: Minggu, 18 Desember 2016

0
1,049 views

HARI MINGGU ADVEN IV

warna liturgi Ungu

Bacaan

Yes. 7:10-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Rm. 1:1-7; Mat. 1:18-24. BcO Yes. 40:12-18, 21-31

Bacaan Injil: Mat. 1:18-24.

18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” 22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita. 24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

Renungan:

KADANG dalam hidup ini kita menghadapi persoalan yang dilematis. Ketika kita memilih melakukan sesuatu maka kita pun menghadapi konsekuensi tertentu. Sebaliknya kala tidak melakukan sesuatu bukan berarti kita terbebas dari ancaman yang mungkin datang. Malakukan atau tidak melakukan sesuatu semua memuat resiko.

Yusuf berada dalam kebimbangan tingkat tinggi. Tunangannya mengandung. Ia tidak tahu tunangannya mengandung dari siapa. Ia sungguh mencintainya. Kalau ia menerima dia maka ia pun mesti menerima anak yang dikandungnya. Kalau ia menolak nama tunangannya akan cemar dan tunangan yang dikasihi akan celaka. Ia berada dalam situasi yang sangat dilematis. Ia pun menyerahkannya kepada bimbingan Tuhan. Tuhan pun berbicara padanya lewat mimpi.

Kala kita mengalami masalah dilematis kita jangan memaksakan diri untuk segera menyelesaikannya. Kita bawa persoalan dilematis kita kepada Tuhan. Kita mohon Tuhan berkenan mengurai persoalan kita. Tuhan akan membantu kita.

Kontemplasi:

Bayangkan kau ada dalam persoalan dilematis.

Refleksi:

Tulislah pengalamanmu kala menghadapi persoalan dilematis.

Doa:

Tuhan semoga aku mampu mengarungi kehidupanku dengan baik walau persoalan berat sedang menghadangku. Engkau akan membantuku mengurainya. Amin.

Perutusan:

Aku akan melibatkan Tuhan dalam mengatasi segala persoalan hidupku. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here