Sabda Hidup: Minggu, 20 September 2015

0
1,022 views

Hari Minggu Biasa XXV

warna liturgi Hijau

Bacaan

Keb. 2:12,17-20; Mzm. 54:3-4,5,6,8; Yak. 3:16-4:3; Mrk. 9:30-37. BcO Yes. 6:1-13

Bacaan Injil: Mrk. 9:30-37.

30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” 32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. 33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”

Renungan:

HARI-HARI terakhir ini dunia berita kita disibukkan dengan kenaikan tunjangan yang diajukan legislatif. Banyak yang mempertanyakan usulan ini karena situasi perekonomian sedang lesu, tapi para wakil rakyat malah ingin menaikkan tunjangannya. Di lain pihak orang pun mempertanyakan kinerja mereka.

Ketika kepemimpinan menjadi ladang untuk pemenuhan diri maka seringkali kepentingan-kepentingan dirilah yang akan diutamakan. Kadang mereka yang begitu lupa akan amanah yang dipegang yaitu untuk mensejahterakan masyarakat.

Yesus mengajak para muridNya untuk melayani. Pemimpin mesti berkenan menjadi pelayan. Ketika ia berposisi diri untuk melayani maka yang diutamakan adalah kepuasan yang dilayani. Kadang mereka pun melupakan kepentingan dirinya sendiri. Yang utama adalah yang dilayani puas. Pada dasarnya kala yang dilayani puas maka ia pun akan mendapatkan kepuasan sebagai seorang pemimpin, pemimpin yang melayani.

Kontemplasi:

Bayangkan Yesus ada di hadapanmu. Ia mengatakan, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”

Refleksi:

Sejauh mana anda menjalankan diri sebagai pemimpin yang melayani?

Doa:

Tuhan semoga para pemimpin kami sadar akan kondisi bangsa. Mereka tidak tergoda untuk memuaskan kebutuhannya sendiri. Semoga aku pun mau melayani sesamaku. Amin.

Perutusan:

Aku akan mengambil sikap melayani. -nasp-

 

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here