Hari Minggu Biasa V
warna liturgi Hijau
Bacaan
Yes. 58:7-10; Mzm. 112:4-5,6-7,8a,9; 1Kor. 2:1-5; Mat. 5:13-16.BcO1Kor 1:1-17
Bacaan Injil: Mat. 5:13-16.
13 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Renungan
DALAM beberapa bulan terakhir dunia kehidupan kita diliputi oleh suasana panas. Banyak sekali kata-kata pedas dan menghujat berseliweran melingkupi ruang kehidupan kita. Mengapa bisa seperti itu? Banyak sekali alasannya. Salah satunya karena banyak orang baik yang diam.
Setiap orang yang menyalakan dian pasti menginginkan dian tersebut menerangi lingkungan sekitarnya. Tidak mungkin ia menyalakan dian lalu meletakkannya secara tersembunyi. Yesus pun bersabda, “hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat 5:16).
Kiranya kini kita tidak perlu lagi menyembunyikan terang kita. Kita tidak perlu takut dan malu menghadirkan kebaikan-kebaikan dalam hidup kita. Kita sibak kegelapan yang ada dengan terang-terang yang kita miliki. Semakin banyak terang dan kebaikan dinyatakan semakin minggirlah kegelapan dan kejahatan.
Kontemplasi
Bayangkan orang-orang di sekitarmu berkumpul menghadirkan terangnya.
Refleksi
Bagaimana caranya bisa yakin menghadirkan kebaikan?
Doa
Tuhan semoga semakin banyak orang baik menyuarakan suaranya, melakukan tindakan dan menggerakkan kehidupan. Semoga makin teranglah dunia ini oleh cahaya mereka. Amin.
Perutusan
Aku tidak akan malu memancarkan terang kebaikanku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)