Sabda Hidup: Rabu, 21 September 2016

0
1,486 views

Pesta St. Matius Rasul

warna liturgi Merah

Bacaan

Ef. 4:1-7,11-13; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 9:9-13. BcO Ef. 4:1-16

Bacaan Injil: Mat. 9:9-13.

9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. 10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 12 Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Renungan:

DALAM beberapa kesempatan saya sering ditanyai latar belakang pendidikan orang-orang yang membantu saya. Dengan yakin saya katakan bahwa sebagian kecil yang berlatar belakang sesuai dengan bidang yang sekarang mereka gelutu, sebagian besar tidak mempunyai latar belakang tersebut. Ternyata setelah mendengar itu banyak orang merasa bahwa dirinya pun bisa kalau mau berlatih dan tekun mencoba. Saya pun mengatakan bahwa kalau mau pasti bisa.

Yesus lebih berani dalam memilih siapa yang akan mengikuti-Nya. Salah satunya adalah Matius. Matius adalah pemungut cukai, orang yang tidak disuka orang Yahudi bahkan dianggap sebagai pendosa. Namun Yesus mengubah hidup Matius dengan memilihnya sebagai salah seorang rasul-Nya.

Setiap orang mungkin melakukan sesuatu kala ia mau menjadi “murid” di bidang yang baru ia geluti. Bahkan ia bisa menjadi ahli di bidang tersebut melebihi mereka yang secara khusus belajar di sana. Kemauan untuk belajar, ketekunan untuk mencoba dan ketrampilan untuk menambah apa yang dia dapat akan membuatnya menguasai yang sedang dihadapi. Mari kita semangat.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu sedang menekuni sesuatu. Pelajari. Coba. Tambahi dengan ide-ide kreatifmu.

Refleksi:

Apa yang perlu kaulakukan untuk mengerjakan sesuatu yang baru?

Doa:

Tuhan semoga aku terbuka untuk tekun belajar dengan apa yang sedang kuhadapi. Ubahlah aku menjadi murid-Mu yang setia. Amin.

Perutusan:

Aku akan melapangkan diriku pada jiwa “kemuridan”. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here