Sabda Hidup: Rabu, 28 Desember 2016 Pesta Kanak-kanak Suci

0
1,200 views
Ilustrasi -Bayi Yesus.

warna liturgi Merah

Bacaan: 1Yoh. 1:5 – 2:2; Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18.

BcO Kel. 1:8-16,22

Bacaan Injil: Mat. 2:13-18.

13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” 14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” 16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”

Renungan:

Kadang kita menemui orang yang tiba-tiba marah tidak karuan. Orang-orang pun dibuat bingung dengan sikapnya. Selidik punya selidik ternyata kemarahan itu dipicu oleh keinginannya yang tak terpenuhi. Tidak terpenuhinya keinginan tersebut membuat orang tersebut marah tak terkendali.

Herodes menginginkan para majus mampir lagi setelah menemukan di mana Yesus dilahirkan. Namun para majus tidak mampir. Herodes marah karena merasa ditipu dan keinginannya tidak terpenuhi. Dia pun membunuh semua bayi. Namun Yesus selamat. Ia telah dibawa Yusuf pergi ke Mesir. Tuhan melindungi sang Putera karena waktunya belum tiba. Kepergian ke dan kepulangan dari Mesir pun menjadi tanda penggenapan dari Kitab Suci.

Kanak-kanak pilihan Tuhan selalu ada dalam perlindungan-Nya. Kemarahan yang tak terkendali jelas merugikan dan mengancam sesama. Namun mereka yang terpilih akan terbebas dari kemarahan tersebut. Rasanya dari perikop ini kita bisa belajar untuk menahan diri dari amarah yang merugikan sesama kita sekaligus percaya bahwa Allah akan menjaga mereka yang menjadi pilihan-Nya. Tidak ada kemarahan, apalagi yang membabi buta, yang akan memberikan keuntungan dan rahmat.

Kontemplasi:

Pejamkan matamu. Bayangkan dirimu menginginkan sesuatu namun tidak terpenuhi. Rasakan gejolak hatimu dan kelolalah.

Refleksi: Bagaimana mengatasi gejolak amarah kala keinginan tak terpenuhi?

Doa: Tuhan bebaskanlah aku dari amarah yang membabi buta. Jagailah juga orang-orang yang berada dalam gejolak dorongan marah. Semoga mereka mampu mengelolanya dengan baik. Amin.

Perutusan: Aku akan menjaga dan mengelola keinginan dan amarahku. -nasp-

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here