DALAM Injil kemarin, Yesus bersabda, “Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.” (Matius 16: 28; Lukas 9: 27).
Siapakah yang Yesus maksudkan dan kapan itu terjadi? Jawabannya kita temukan dalam Injil hari ini (Lukas 9: 28-36). Ketika Yesus sedang berdoa, wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan (Lukas 9: 29). Petrus, Yohanes, dan Yakobus yang bersama-Nya menyaksikan hal itu.
Itulah kenuliaan yang menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang Raja. Dia berbicara dengan Musa dan Elia tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi di Yerusalem (Lukas 9: 30).
Kemuliaan Yesus mencapai puncaknya dalam sengsara-Nya di Yerusalem dan wafat-Nya di salib. Di sanalah Dia menunjukkan Diri sebagai Anak yang dipilih dan berkenan kepada Allah (Lukas 9: 35). Semua orang diminta untuk mendengarkan Dia.
Peristiwa transfigurasi dan kemuliaan Yesus itu menunjukkan misteri Trinitas. Di sana, Yesus tampil sebagai Putera yang mendengarkan (taat) kepada Bapa-Nya..Ketaatan itu menjadi nyata dalam kasih-Nya kepada Allah yang menghendaki umat manusia diselamatkan.
Santo Petrus, salah satu dari saksi mata atas transfigurasi Yesus membagikan pengalaman imannya dalam suratnya yang kita baca dalam bacaan pertama (2 Petrus 1: 16-19).
Jadi, kemuliaan Yesus yang merupakan puncak misi-Nya itu bukan omong kosong seperti kisah dari negeri antah berantah. Itu sungguh nyata terjadi. Tiga rasul itu menjadi saksi.
Semua orang yang sudah dibaptis dipersatukan dengan Yesus dalam wafat dan kebangkitan-Nya. Mereka juga dipersatukan dalam kemuliaan-Nya, yakni dalam Kerajaan-Nya.
Walhasil, mereka tidak perlu takut. Bukan hanya tidak perlu takut terhadap sakit dan pelbagai hidup yang sulit; mati pun tidak perlu ditakuti. Seperti Petrus, Yohanes, dan Yakobus mereka itu adalah para saksi kemuliaan Tuhan yang sudah berbahagia (Lukas 9: 33).
Sabtu, 6 Agustus 2022
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
