- Bacaan 1: 1Tes. 1:2b-5,8b-10
- Injil: Mat. 23:13-22
Salah asuh merupakan situasi dimana asuhan dari seorang guru atau orang tua terhadap anak didiknya dilakukan dengan cara yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini tentu saja bisa berdampak negatif terhadap perkembangan fisik, emosional, sosial dan mental anak didik baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus mengkritik para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang telah diberikan kuasa sebagai pengajar iman namun salah mendidik umat. Maka hasil dari didikannya bisa berakibat fatal. Mereka gagal memahami kehendak Tuhan dalam firman-Nya lalu malah menyesatkan orang-orang yang mereka didik.
Ada tiga celaan Tuhan Yesus kepada para guru dari ahli Taurat dan Farisi:
- Mereka gagal masuk ke dalam Kerajaan Allah namun malah merintangi umat masuk kedalamnya.
- Umat yang dididik dikatakan-Nya dua kali lebih jahat dan lebih tersesat daripada gurunya.
- Mengajarkan tata cara sumpah yang licik. Sumpah pada Allah adalah kewajiban mengikat namun mereka sendiri mencari celah untuk menghindari kewajiban tersebut.
Mereka gagal menjadi guru yang baik bagi umat karena kegagalan memahami kehendak-Nya.
Berbeda dengan Rasul Paulus, yang adalah seorang guru dan juga Farisi namun mampu memahami kehendak-Nya dan mengajarkannya pada Gereja di Tesalonika. Ungkapan syukur dalam suratnya menyiratkan sukacitanya pada Gereja di Tesalonika. Paulus meneguhkan jemaat bahwa injil yang ia beritakan berasal dari Roh Kudus.
Paulus memuji keteguhan iman jemaat Tesalonika meski saat itu mengalami penindasan akibat mengimani Yesus yang adalah Tuhan. Mereka telah murtad dari penyembahan para dewa dan berbalik menyembah Tuhan Yesus.
“Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah,…”
Kesaksian iman mereka sangat kokoh, luar biasa dan tekun menantikan datangnya Parousia (kedatangan Tuhan Yesus kedua kali ke dunia).
Pesan hari ini
Salah asuh atau salah didik bisa berakibat fatal, sebab murid memiliki dua tingkat kesalahan lebih salah dibandingkan gurunya.
Wartakanlah Kabar Sukacita sesuai yang dikehendaki Roh Kudus.
“Makin melindungi anak dari rasa kecewa, maka kekecewaan berikutnya di masa depan akan lebih berat baginya.”
