Berawal dari Bengkel Kerja
Lahir di Salamanca, Spanyol tanggal 6 Juni 1837, Bonifacia Castro adalah anak
Sebenarnya Bonifacia tertarik masuk dalam kehidupan religius. Dia sudah hampir masuk biara Dominikan. Namun pertemuanya dengan Romo Fransiscus Xaverius Butiña y Hospital, SJ telah mengubah niatnya. Melihat hidup Bonifacia sebagai seorang pekerja keras yang saleh, Romo Butiña mengusulkannya mendirikan konggregasi baru, “Siervas de San Jose”, yang memiliki warna lain daripada konggregasi religius pada saat itu. Bersama dengan enam wanita, termasuk ibunya yang sudah janda, ia mulai hidup komunitas religius di Salamanca di bengkel kerjanya, pada tanggal 10 Januari 1874. Tiga hari sebelumnya, Uskup Salamanca, Don Joaquin Lluch y Garrriga telah menandatangani dekrit pendirian institusi baru tersebut. Bengkel kerja ini juga menawarkan pekerjaan kepada kaum miskin perempuan yang menganggur.
Berbeda dengan kaum religius yang lebih banyak menghabiskan waktu di biara, para anggota “Siervas de San Jose”, terlibat langsung dalam dunia kerja. Kerja mereka diterangi dalam semangat hidup Keluarga Kudus di Nazareth, dipimpin seorang pekerja, yakni Santo Yusuf sebagai kepala keluarga.
Perpecahan dan Usaha Penyatuan
Kurang dari setengah tahun setelah konggregasi didirikan, Republik Spanyol berganti menjadi monarki. Dalam situasi seperti itu Gereja kembali berusaha untuk mencari bentuk kehidupan religius tradisional, yakni menghabiskan banyak waktu di dalam biara. Pada tahun 1878, Uskup Salamanca yang baru, menunjuk Don Pedro Garcia y Repila sebagai direktur konggregasi ini. Direktur baru ini tidak menghargai visi dan kontribusi Bonifacia. Tiga tahun kemudian konggregasi ini pindah ke rumah yang lebih besar yang dinamai “Rumah Santa Theresia”.
Dengan demikian, ada tiga komunitas konggregasi yang baru ini, yakni di Salamanca, Katalonia, dan Zamora. Pada tanggal 1 Juli 1901, Paus Leo XIII, memberikan pengakuan resmi pada konggregasi baru ini. Namun yang diakui hanyalah konggregasi di Salamanca. Pada tanggal 15 November di tahun yang sama, komunitas di Zamora minta penyatuan dengan Salamanca tetapi tidak berhasil. Bonifacia tetap berusaha melakukan rekonsiliasi. Secara pribadi dia pergi ke Salamanca, tetapi justru ditolak dan di-cuekin. Maka, ia kembali ke Zamora dan melanjutkan hidup dan karya pelayanan bagi para remaja putri dan wanita sampai wafatnya, 8 August 1905.
Baru pada tanggal 23 Januari 1907, dua tahun setelah wafat, komunitas di Zamora diterima sebagai bagian dari konggregasi baru. Memang benar, kesalehan seseorang tercium lebih harum setelah wafat. Orang baru belajar dari seseorang setelah wafat.
Sumber dan photo credit: www.vatican.va, dan www.en.wikimedia.org